Belanja Modal Dorong Kinerja Saham WIKA

Bisnis.com,10 Okt 2018, 17:23 WIB
Penulis: Anida ul Masruroh

Bisnis.com, JAKARTA—Upaya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menggenjot ekspansi usaha sepanjang tahun ini diperkirakan akan menopang kinerja saham yang hari ini ditutup menguat 5 poin di level 1.305 pada akhir perdagangan meskipun saat ini masih dalam tren bearish. Secara umum, saham konstruksi cenderung sensitif merespons tren pasar yang merepesentasikan kondisi perekonomian global maupun domestik.

Sekalipun rupiah melemah terhadap dolar AS, situasi ini tidak menghambat emiten dengan ticker WIKA ini terus melakukan ekspansi usaha. Kondisi tersebut tampak dari target capex Rp12 triliun untuk 2018 yang rencananya dibiayai dari kas internal dan financing melalui penerbitan Komodo Bond pada awal tahun ini senilai Rp5 triliun. Saat ini WIKA tengah berupaya menggenjot realisasi capex hingga 80% pada kuartal IV/2018.

Selain itu, WIKA telah berhasil menerapkan natural hedging dengan membukukan surplus US$7,8 juta dengan estimasi pendapatan dalam dolar hingga akhir 2018 mencapai US$98 juta. Perseroan plat merah ini memang terlihat cukup agresif memperbanyak portofolio di luar negeri. Pada tahun ini WIKA sudah menargetkan pendapatan dari pengerjaan proyek di luar negeri sebesar Rp3,8 triliun.

Saat ini, valuasi saham WIKA sangat murah atau terdiskon dengan memiliki forward PE ratio sebesar 6,6 kali (di bawah rata-rata historis 5 tahun dengan forward PE ratio 17,4 kali). Bahkan saham WIKA juga masih mengalami undervalued apabila dibandingkan dengan indeks sektor properti dan realestat yang memiliki forward PE ratio 8,17 kali.

Secara analisis teknikal, terlihat saham WIKA telah mengonfirmasi doji candlestick pattern yang mengindikasikan terjadinya reversal pattern. Indikator stochastic oscillator masih tertekan pada area oversold.

Diperkirakan saham WIKA mencoba menguat terbatas menuju 1.372 menguji MA20 sebagai resistance terdekat. Diperkirakan pergerakan saham WIKA berada dalam rentang 1.280-1.335 pada perdagangan besok.

Sumber: Bloomberg

*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprillian Hermawan
Terkini