BI: Defisit Transaksi Berjalan Diperkirakan 2,9% Tahun Ini

Bisnis.com,10 Okt 2018, 11:38 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) bersama President and CEO The Federal Reserve Bank of New York John Williams menjadi panelis saat acara Central Banking Forum 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, NUSA DUA--Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mencapai 2,9% pada tahun ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo defisit transaksi berjalan di bawah 3% masih bagus.

"2,9% pada tahun ini, di bawah 3%," kata Perry dalam Central Banking Forum 2018, Rabu (10/10).

Tahun depan, BI memperkirakan defisit dapat ditekan ke kisaran 2,5%. Namun, hal ini memiliki tantangan akibat ketidakpastian global.

Tantangan ini menekan pertumbuhan investasi portfolio di dalam negeri sehingga keseluruhan neraca pembayaran menjadi perhatian BI dan pemerintah.

Dalam kondisi seperti ini, Perry menekankan pentingnya policy mix atau bauran kebijakan antara kebijakan moneter, fiskal dan reformasi struktural.

Dengan inflasi yang cukup terjaga rendah, BI sebenarnya tidak perlu menaikkan suku bunga. Namun, kebijakan menaikkan suku harus diambil karena normalisasi suku bunga di negara maju harus direspon dengan kebijakan yang sama.

"Indonesia yang pertama menaikkan suku bunganya, bukan karena kondisi makroekonominya, tetapi karena global spillover," tegas Perry.

Dia menuturkan langkah ini diambil semata-mata untuk tetap menjaga pasar keuangan di Tanah Air tetap menarik, sekaligus menurunkan defisit transaksi berjalan Indonesia.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini