Produsen Percepat Pengiriman, Ekspor China Melesat pada September

Bisnis.com,12 Okt 2018, 14:25 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekspor China meningkat pesat pada September, menandakan bahwa produsen mempercepat penjualan ke luar negeri untuk menghindari tarif baru yang dikenakan oleh AS.

Berdasarkan data Administrasi Bea Cukai China yang dikutip Bloomberg, ekspor dalam dolar naik 14,5% pada September dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jauh dari ekspektasi perlambatan sebesar 8,2% Sementara itu, nilai impor naik 14,3%.

Dengan angka pertumbuhan eskspor-impor tersebut, China mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$31,69 miliar pada bulan September. Adapun surplus perdagangan dengan AS mencapai rekor baru.

Ekspor China telah tumbuh dengan kuat sepanjang tahun di tengah kebuntuan yang memburuk dengan AS di bawah pemerintahan Trump. Sejumlah perusahaan mempercepat pengiriman ekspor mereka untuk menghemat biaya yang dikeluarkan sebelum tarif impor yang lebih besar ke AS berlaku, mengingat bahwa Presiden Trump telah merencanakan kenaikan tarif menjadi 25% mulai tahun depan.

"Saya pikir ini masih berdasarkan pada pada efek front loading menjelang pelaksanaan tarif impor untuk barang senilai US$200 miliar," kata Betty Wang, ekonom senior di Australia and New Zealand Banking Group Ltd di Hong Kong, seperti dikutip Bloomberg.

Perdagangan AS-China

Pertumbuhan ekspor ke AS meningkat menjadi 14% pada September dari tahun sebelumnya dalam dolar AS, naik dari 13,2% pada Agustus. Sementara itu, impor dari AS mengalami kontraksi 1,2%, penurunan pertama sejak Februari.

Beijing dan Washington memberlakukan tarif impor satu sama lain bulan lalu, tanpa tanda bahwa kedua pihak akan mundur dan ketegangan menyebar ke wilayah lain.

Juru bicara kantor Administrasi Bea Cukai China mengatakan pada konferensi pers bahwa pertumbuhan perdagangan dapat melambat pada kuartal keempat, sementara pemotongan tarif impor dapat meningkatkan pengiriman impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini