OPEC & EIA Revisi Prediksi Pertumbuhan Minyak Dunia

Bisnis.com,14 Okt 2018, 21:36 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Harga minnyak di bursa New York saat penutupan Jumat (7/9/2018) waktu setempat atau Sabtu dini hari (8/9/2018) waktu Jakarta berdasarkan data Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Internatinal Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi global terhadap komoditas minyak mentah dunia menurun hingga 1,36 juta barel per hari pada tahun depan.

Kepala IEA Neil Atkinson mengatakan bahwa perubahan permintaan yang terjadi diklaim tidak besar untuk saat ini. Namun, Atkinson dalam publikasi laporan IEA menyatakan, pergerakan outlook permintaan akan cenderung ke bawah daripada ke atas.

IEA dan OPEC sebelumnya memiliki sejarah terlalu lambat dalam mengeluarkan outlook dan prediksi permintaan sehingga membuat kedua organisasi itu ketinggalan proyeksi di pasar minyak global.

“Kondisi [penurunan permintaan] tersebut tidak berarti harga minyak akan kembali turun. Kekhawatiran kapasitas produksi masih akan menjadi pendorong harga minyak untuk sementara ini sehingga lonjakan harga energi akan segera kembali,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Minggu (14/10/2018).

Prediksi penurunan pertumbuhan permintaan juga merefleksikan pemangkasan dari outlook pertumbuhan perekonomian global yang dibuat oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan International Monetary Fund (IMF).

Sementara itu, IEA memperkirakan cadangan kapasitas produksi dari OPEC bisa mencapai 2 juta barel per hari, tetapi sebagian besar dari jumlah tersebut belum diuji kecuali kekacauan politik negara produsen, Iran dan Venezuela, sudah bisa teratasi.

Kapasitas produksi yang tersedia saat ini diperkirakan masih kurang dari 50% jumlah yang diidentifikasi oleh IEA. Laporan tersebut akhirnya turut mendorong kenaikan harga minyak mentah karena pasar mengkhawatirkan cadangan kapasitas tambahan.

Adapun, ekspor dari Iran tercatat sudah menurun hingga 39% sejak Trump menyatakan untuk menjatuhkan sanksi pada Republik Islam itu untuk menekan penjualan. Sanksi itu berlaku penuh pada 4 November.

OPEC dan Rusia pun sudah berupaya penuh untuk mengimbangi penurunan pasokan dari Iran dan Venezuela yang sedang bergejolak. Rusia dikabarkan menambah kapasitas produksi, sedangkan anggota OPEC Arab Saudi dan Libya juga memompa lebih dari yang pernah dilakukan selama dalam beberapa tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini