Kiwoom Sekuritas: Minim Katalis, IHSG Masih Lesu

Bisnis.com,16 Okt 2018, 08:33 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia melihat indeks hari ini, Selasa (16/10/2018) berpotensi melemah dengan level support dan resistance 5.696-5.786.

Maximilianus Nico Demus Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa surplusnya neraca perdagangan yang dirilis BPS kemarin masih belum mampu menjadi sentimen positif nilai rupiah.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) merilis Statistik Utang Luar Negeri Indonesia Agustus 2018 yang tecatat sebesar US$ 360,7 miliar, mengalami pertumbuhan 5,14% year on year (YoY), lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya sebesar 5,08% YoY.

Di sisi lain, lagi-lagi pemerintah mengubah asumsi nilai tukar menjadi Rp15.000 dalam RAPBN 2019. Tentu hal ini memberikan tanda tanya bahwa pemerintah masih belum cukup yakin bahwa nilai rupiah dapat menguat di bawah Rp15.000.

Kabar baik datang dari Trumph dan Presiden Xi Jinping yang setuju untuk bertemu bulan depan di KTT G20 Buenos Aires, dengan harapan dapat menyelesaikan konflik perdagangan yang semakin intensif.

"Kabar baik ini akan menjadi penenang ditengah tengah gejolak efek dari perang dagang yang membuat situasi dan kondisi perekonomian global menjadi tak menentu," kata Nico dalam riset harian, Selasa (16/10/2018).

Akibat perang dagang ini pula, IMF memotong proyeksi pertumbuhan global sejak Juli 2016.

Adapun kemarin, Senin (12/10/2018) indeks IHSG ditutup terkoreksi 29.23 poin (-0.51%) menjadi 5,727. Melemahnya sektor industri dipimpin oleh sektor industri dasar (-3.68%) dan pertambangan (-1.69%) sedangkan yang menguat hanya sektor keuangan (+0.97%).

Sementara itu, investor asing mencatatkan net buy di semua perdagangan saham sebesar Rp340,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini