Rupee & Rupiah Pimpin Pelemahan Kurs di Asia

Bisnis.com,16 Okt 2018, 00:17 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupee dan rupiah memimpin pelemahan 11 kurs mata uang di kawasan Asia yang disurvei Bloomberg seiring dengan terhambatnya ekuitas global untuk rebound setelah pertemuan International Monetary Fund.

Pada Senin (15/10) rupee melemah 45 poin atau 0,61% menjadi 74,02 dolar AS dengan pelemahan 13,71% year-to-date. Adapun, kurs rupiah melanjutkan pelemahan ke posisi Rp15.220 per dolar AS, turun 23 poin atau 0,15% dari sesi sebelumnya dan terkoreksi 10,60% ytd.

Pelemahan rupee terjadi karena investor masih melakukan peninjauan pada perlambatan indeks harga konsumen dan kenaikan harga minyak mentah dunia. Depresiasi rupiah terjadi karena masih terpengaruh oleh sejumlah faktor eksternal dari penguatan dolar AS juga proyeksi IMF terkait dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.s

Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa sentimen negatif yang menekan rupiah masih datang dari gejolak luar negeri khususnya  saat pelaku pasar masih menghindari aset berisiko termasuk rupiah.

“Ketidakpastian global yang datang dari proyeksi IMF tentang potensi perlambatan pertumbuhan global akibat [salah satunya] perang dagang membuat pelaku pasar lebih memilih aset aman termasuk dolar AS sebagai aset lindung nilai,” ujarnya, Senin (15/10).

Menurut dia, pelaku pasar yang kembali memilih aset dolar AS berperan meredam sentimen negatif yang datang dari sajian data inflasi consumer price index (CPI) AS yang melambat.

Menguatnya dolar AS, kata dia, juga ditopang oleh spekulasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve, satu kali lagi pada Desember mendatang. Indeks dolar AS tercatat melemah 0,18% dari sesi perdagangan sebelumnya menjadi 95,05.

Penguatan kurs dolar AS itu menekan sejumlah kurs di Asia sepanjang tahun berjalan. Setelah rupee dan rupiah, menyusul peso Filipina dengan penyusutan mencapai 7,89%, China renmimbi terdepresiasi 5,97%, dan won Korea Selatan susut 5,91%.

Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen data domestik yang masih minim akan membuat kerja Bank Indonesia untuk memonitor pasar semakin keras.

“BI diprediksi masih akan terus menjaga kestabilan rupiah untuk bertahan pada level-level saat ini dan meredam aksi spekulasi di tengah minimnya sentimen domestik dan kuatnya sentimen eksternal,” lanjut Deddy.

Proyeksinya, rupiah akan bergerak pada kisaran antara Rp15.100—Rp15.300 per dolar AS selama sepekan ke depan. “Masih ada peluang untuk penguatan rupiah ke depan, tapi penguatan dolar AS masih akan membayangi hingga akhir tahun. Kondisi itu akan membatasi ruang bagi rupiah untuk menguat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini