Specialty Coffee Punya Potensi Besar untuk Dikembangkan

Bisnis.com,18 Okt 2018, 22:01 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Pengunjung memperlihatkan biji kopi dalam Mandiri Jakarta Coffee Week (JACOWEEK) 2018 di Jakarta, Jumat (28/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Speciality coffe dinilai memiliki peluang besar untuk dikembangkan industri kecil dan menengah. Beragamnya jenis kopi di Indonesia membuat setiap daerah punya potensi untuk dikembangkan.

Hal tersebut disampaikan Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) setelah menghadiri perayaan hari kopi internasional di Makassar, Sulawesi Selatan yang digelar 15-17 Oktober 2018. Gati menilai Indonesia memiliki banyak jenis speciality coffee yang tidak dimiliki negara lain.

Speciality coffee sendiri merupakan kopi yang memiliki skor cupping di atas 80 poin. Penilaian tersebut diberikan berdasarkan aroma dan rasa yang dimiliki kopi tersebut. Kopi yang memiliki skor di atas 80 dinilai berada di atas rata-rata kopi pada umumnya.

Gati menjelaskan, Indonesia yang beriklim tropis merupakan lokasi yang baik untuk budidaya kopi. Budidaya dan pengelolaan specialty coffee dinilai sebagai langkah strategis yang harus terus dikembangkan.

"Upaya-upaya tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pengolahan kopi di dalam negeri termasuk sektor IKM agar mampu kompetitif di pasar domestik hingga internasional," ujar Gati dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (18/10).

Data Kemenperin menunjukkan, pada 2017 produksi kopi nasional mencapai 637,5 ribu ton. Abdul Rochim, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, memperkirakan dengan produksi tersebut stok kopi dalam negeri hingga 2020 akan surplus.

Kemenperin memproyeksi pertumbuhan konsumsi produk kopi ilahan dalam negeri meningkat rata-rata 7% per tahun. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat dalam mengonsumsi kopi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini