Sektor Infrastruktur Tertekan, Pertanian Perlonggar Tekanan IHSG

Bisnis.com,18 Okt 2018, 10:10 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (23/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor infrastruktur memimpin koreksi mayoritas sektor menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini, Kamis (18/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,45% atau 26,12 poin ke level 5.842,50 pada pukul 09.35 WIB, setelah mulai tergelincir ke zona merah saat dibuka turun 0,32% atau 18,50 poin di level 5.850,12.

Padahal pada perdagangan Rabu (17/10), IHSG mampu melanjutkan penguatannya pada hari kedua dengan berakhir menguat 1,17% atau 67,80 poin di posisi 5.868,62.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak di zona merah dengan tekanan utama sektor infrastruktur (-1,20%) dan finansial (-0,77%).

Tiga sektor lainnya mampu bergerak di wilayah positif, dipimpin pertanian yang naik 2,56%, sekaligus membatasi pelemahan IHSG.

Pergerakan indeks kemudian terpantau lanjut turun 0,46% atau 26,79 poin ke level 5.841,83 pada pukul 09.52 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.838,88 – 5.858,79.

Sektor infrastruktur yang semakin turun 1,84% tetap memimpin koreksi di antara enam sektor, sedangkan sektor pertanian, properti, dan industri dasar bertahan di zona positif.

Sementara itu, sebanyak 136 saham bergerak menguat, 145 saham bergerak melemah, dan 329 saham stagnan dari 610 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham TLKM (-1,54%), PGAS (-2,60%), TOWR (-2,91%), dan TBIG (-2,43%) menjadi penekan utama atas pelemahan sektor infrastruktur pada pukul 09.53 WIB.

Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.53 WIB

Sektor

Perubahan

Infrastruktur

-1,84%

Finansial

-0,62%

Konsumer

-0,59%

Tambang

-0,33%

Aneka industri

-0,31%

Perdagangan

-0,26%

Pertanian

+2,27%

Properti

+0,50%

Industri dasar

+0,37%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini