Harga Saham Indosat (ISAT) Melesat, Terdongkrak Isu Merger?

Bisnis.com,22 Okt 2018, 13:34 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Joy Wahjudi (kiri) dan CEO Indosat Tbk. Chris Kanter di acara pisah sambut dewan direksi Indosat Ooredoo/Bisnis-Duwi Setiya Ariyanti
Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham PT Indosat Tbk. mengalami kenaikan signifikan pada akhir perdagangan sesi I, Senin (22/10). Harga saham perseroan tercatat menguat 7,46% atau 200 poin ke level Rp2.880.
Berdasarkan catatan Bloomberg, harga saham emiten dengan sandi ISAT tersebut konsisten berada di area hijau sejak 18 Oktober 2018, hari saat Presiden Baru Indosat yang disepakati dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu Chris Kanter, memberikan paparan perdananya sebagai Presdir setelah 5 tahun sebelumnya menduduki kursi komisaris.
Sejak 18 Oktober 2018, harga saham ISAT berturut-turut menguat 50 poin, 30 poin, dan mencapai 200 poin pada penutupan perdagangan sesi I hari ini.
Sebagai catatan, saat menyampaikan paparan strateginya, Chris menyampaikan perseroan memprediksi membutuhkan US$2 miliar untuk belanja modal hingga 2019. Menurutnya, ISAT perlu berinvestasi lebih besar pada penguatan jaringan 4G.

"[Komitmen kami] adalah soal network. Untuk 4G overlay kalau bisa target kami  akhir tahun ini selesai, sampai tahun depan, dalam dua tahun ini kira-kira [kebutuhan] bisa US$2 miliar lebih. Tapi saya masih hitung kembali. Fokus saya adalah people, money, and process," ungkap Chris pekan lalu.

Chris menyebut perseroan belum merincikan rencana detail investasi. Kendati demikian, dia percaya diri dapat mengantongi izin pemegang saham untuk belanja senilai Rp30 triliun tersebut.

Selain itu, Chris juga sempat mencuatkan kembali wacana untuk konsolidasi industri. Dia mencontohkan penggabungan perusahaan seperti Indosat dan XL Axiata berpeluang menghasilkan kinerja industri yang lebih kuat.

Dia pun mengakui saat menjabat sebagai Komisaris Indosat selama 5 tahun, wacana untuk merger dengan perusahaan operator lain sempat terlintas. Namun, hingga saat ini ISAT belum meluangkan studi khusus untuk wacana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini