Cahayaputra Asa Keramik Tetapkan Harga IPO Senilai Rp168

Bisnis.com,22 Okt 2018, 20:11 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Direktur Utama PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. Johan Silitonga (dari kiri), Direktur Juli Berliana Posman, dan Direktur Independen Supratman Gunawan, berbincang di sela-sela paparan publik Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Jakarta, Kamis (4/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. akan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) pada harga Rp168 per lembar. Ketetapan harga penawaran tersebut mendekati batas atas dari rentang harga penawaran perseroan sebelumnya yaitu Rp130—Rp168 per lembar.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan pada situs resmi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), produsen keramik tersebut akan melepaskan 300 juta saham atau setara 24,93% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dengan harga penawaran sebesar Rp168, Cahayaputra Asa Keramik akan mengantongi dana sebesar Rp50,4 miliar.

Direktur Utama Cahayaputra Asa Keramik Johan Silitonga menyampaikan perseroan akan menggunakan sebagian besar dana tersebut untuk membayar pinjaman.  Adapun, perseroan menargetkan dapat memeroleh pernyataan efektif dari OJK pada 17 Oktober 2018, dan IPO pada 19—23 Oktober 2018.

“Penggunaan dana hasil IPO yaitu sebagian besarnya untuk pelunasan utang kami. Kami tetap melaksanakan IPO meski pasar fluktuatif karena ups and downs di pasar itu merupakan hal normal, kami optimistis kondisi pasar segera membaik,” ungkap Johan usai Due Dilligence Meeting di Jakarta, baru-baru ini.

Johan menyampaikan perseroan akan segera melakukan pelunasan utang tersebut untuk menurunkan beban financial cost perseroan. Pinjaman perseroan tersebut  terdiri dari kredit investasi senilai Rp10,5 miliar, dan pinjaman perbankan Rp8,5 miliar.

Secara detail, perseroan akan mengalokasikan 38% dana IPO untuk melunasi fasilitas kredit bank, 20% untuk pelunasan mesin speed dryer dan instalasinya, 6% akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan gedung produksi, sedangkan sisanya untuk tambahan modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini