Bank Memburu Nasabah Milenial

Bisnis.com,23 Okt 2018, 13:17 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Kaum milenial/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Istilah milenial menjadi salah satu tema paling populer dalam penamaan produk perbankan belakangan ini. Beragam produk dibuat dengan embel-embel ‘milenial’, mulai kartu debit, kartu kredit, hingga kredit pemilikan rumah (KPR).

Bagi institusi keuangan seperti perbankan, generasi milenial menjanjikan potensi besar. Bank tengah memupuk generasi tersebut dengah harapan dapat memetik buah manis pada masa mendatang.

Follow the money atau mengikuti ke mana uang mengalir, seperti itulah cara pandang perbankan terhadap generasi ini. Milenial yang mungkin sekarang masih memiliki penghasilan pas-pasan, di kemudian hari dipercaya akan menjadi target pasar yang baik. Perbankan perlu membina hubungan dengan nasabah mudah ini sejak dini, memupuknya, dan membangun kepercayaan.

“Segmen nasabah itu tidak bisa kami ambil semua yang di atas, harus mulai dari bawah. Pintu masuknya waktu nasabah masih muda. Kalau mereka loyal dengan satu bank, kan tidak kemana-mana,” kata Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada Bisnis, belum lama ini.

Hery menjelaskan, definisi milenial masih cukup beragam. Bank Mandiri menggolongkan milenial sebagai nasabah dengan rentang usia 20-an hingga 40-an awal dengan pekerjaan tetap. Generasi ini dinilai memiliki potensi yang besar baik sebagai debitur maupun deposan.

Belum lama ini, Bank Mandiri merilis produk kredit pemilikan rumah (KPR) untuk milenial, dengan bunga dan uang muka yang cukup rendah. Secara bertahap, bunga yang dikenakan akan meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan nasabah.

Dengan syarat usia maksimum 45 tahun, Hery menuturkan produk ini bukanlah untuk menggaet nasabah milenial muda. KPR ini, lanjutnya, ditujukan untuk nasabah milenial dengan pekerjaan dan pendapatan tetap yang mencapai lebih dari Rp15 juta perbulan. Bukan fresh graduate.

Dalam menggaet nasabah milenial, Hery menuturkan bahwa perseroan berupaya mengembangkan layanan perbankan berbasis digital untuk memahami nasabah melalui analisis data yang mumpuni. Semakin sering nasabah bertransaksi, jejak digital akan terkumpul dan menyediakan sumber data yang berguna bagi bank.

Paduan layanan digital, penghimpunan dan pengelolaan data, menjadi kunci untuk memahami generasi milenial. “Pengembangan produk ataupun interaksi dengan nasabah akan lebih mudah dan sistematis apabila didukung oleh data analisis,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Santosa juga menilai upaya pendekatan kepada nasabah sejak masih berusia muda sangat penting untuk memaksimalkan potensi mereka pada masa mendatang. Menurutnya, potensi tertinggi nasabah milenial akan mencapai puncaknya pada 2030, atau pada saat Indonesia mengalami bonus demografi. Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditentukan ditunjang oleh milenial yang mencapai porsi sekitar 40% dari populasi.

Santoso menegaskan, berbicara mengenai potensi milenial bukan berbicara mengenai kondisi saat ini, tapi nanti. Potensi sebagai debitur kredit konsumtif seperti kredit perumahan atau kredit kendaraan hanyalah bagian kecil dari potensi yang sesungguhnya.

Saat ini, lanjutnya, BCA sengaja tidak berusaha menggaet milenial dengan produk pembiayaan. Bank terafiliasi dengan Grup Djarum tersebut memilih untuk memfasilitas kebutuhan sistem pembayaran digital terlebih dahulu.

“Kami baru tahap sekarang, baru pada sistem pembayaran, mulai pengenalan, mulai mengerti bagaimana mereka bisa untuk mulai berpikir merencanakan keuangan, mengenalkan finansial yang sifatnya simple things.”

Pengembangan sistem pembayaran, lanjutnya, akan menjembatani perilaku milenial yang senang melakukan jual beli melalui platform e-commerce. Kombinasi antara platform tersebut dengan layanan finansial akan menghadirkan data komprehensif untuk lebih memahami kebutuhan dan perilaku nasabah.

Komposisi nasabah milenial di BCA terus meningkat dengan berbagai layanan perbankan yang disediakan. Santoso memperkirakan, setidaknya 20% nasabah perseroan saat ini adalah generasi milenial.

Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan bahwa untuk masuk dalam ceruk pasar milenial, perseroan memiliki strategi khusus dengan menggandeng sebuah komunitas bertajuk #kejarmimpi. Komunitas itu diharapkan menjadi wadah berbagai komunitas anak muda yang kreatif dari berbagai segmen industri.

Tugas CIMB Niaga selanjutnya yakni melayani setiap kebutuhan milenial melalui produk consumer banking, UMKM, business banking, treasury, hingga syariah banking.

"Kami investasikan berbagai inisiatif untuk menjangkau segmen milenial. Selain itu, juga lewat solusi digital, terutama mobile banking go mobile untuk bisa menciptakan akses tanpa batas dari mana saja kapan saja yaitu cashless dan cardless," katanya.

Lani mengemukakan salah satu produk andalan yang bisa diakses oleh millenial yakni KPR dengan tenor panjang sampai 25 tahun sehingga cicilan bisa lebih ringan. Selain itu, perusahaan juga mendesain sistem pembayaran yang nyaman digunakan oleh anak muda.

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Herry Sidharta memastikan meski perseroan memiliki bisnis utama sebagai bank korporasi, tetapi tantangan untuk mendapat kue manis milenial bukan hal yang dihindarkan.

Pasalnya, saat ini 65% nasabah BNI berasal dari golongan muda usia milenial. Untuk itu, satu produk unggulan yakni alat transaksi pembayaran yap! pun diinvestasikan guna menghadapi tantangan ke depan.

"Kami sudah banyak produk milenial. Potensi mereka besar tentu kami tidak akan lewatkan. Sejumlah produk di antaranya KPR Griya, Taplus Muda, dan lainnya," tutur Herry.

Pada akhirnya, generasi milenial hanyalah sebatas sebutan dalam perkembangan peradaban. Gaya hidup yang berbeda menuntut perbedaan layanan pada generasi ini. Kuncinya mau berinovasi dan terbuka. Setiap perbankan mau tidak mau harus melakukanya jika serius ingin menjadi bagian milenial untuk menunjang arus kas perusahaan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini