Isuzu D-MAX 4x4 Penetrasi Pasar Tambang Sulawesi dan Kalimantan

Bisnis.com,25 Okt 2018, 13:00 WIB
Penulis: Fatkhul Maskur
Isuzu D-Max. /Bisnis.com-Ilham Budiman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International-Isuzu Sales Operation mempergencar pemasaran mobil pikap kabin ganda D-Max 4x4 seiring dengan menggeliatnya industri pertambangan, terutama di Sulawesi dan Kalimantan.

Apalagi, harga komoditas tambang seperti nikel dan batu bara terus membaik sehingga kebutuhan kendaraan operasional yang tangguh dan tahan lama akan meningkat.

“Kami memiliki produk seperti Isuzu D-Max yang sudah dipercaya oleh perusahaan tambang karena durabilitas dan ketangguhannya,” ujar Irwan Nawir, Kepala Wilayah Kalimantan dan Sulawesi PT Astra International-Isuzu Sales Operation dalam keterangan pers, Kamis (25/10/2018).

Menurutnya, Isuzu D-Max telah dipakai oleh perusahaan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (dulu PT Inco Tbk) di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sejak 2004.

Sejauh ini, PT Vale Indonesia Tbk. mengoperasikan 319 unit Isuzu D-Max. Sebagian besar armada yang digunakan di area tambang Soroako tersebut sudah berusia di atas 10 tahun.

Dia menyakini bahwa dengan terus membaiknya harga nikel di pasaran dunia, permintaan PT Vale terhadap mobil D-Max untuk supporting operator tambang akan terus meningkat. Apalagi, sekitar 60%-70% unit kendaraan mereka sudah masuk jadwal peremajaan.

Vale adalah salah satu pelanggan utama Isuzu D-Max di pasar industri pertambangan. Dengan industri pertambangan nikel yang berkembang stabil, Irwan memproyeksikan pasar mobil kabin ganda akan bertumbyh 20%-30%.

"Apabila Vale menambah armadanya tentu 100% adalah Isuzu, dari semula 5 unit - 6 unit akan tambah menjadi 8 unit-10 unit per bulan," katanya.

Isuzu juga melakukan penetrasi di pasar industri pertambangan di Sulawesi lainnya, seperti di Maluku Utara, Ternate, dan Halmahera.

Selain di Sulawesi, Isuzu juga akan penetrasi pemasaran di kawasan pertambangan batu bara di Kalimantan, seiring dengan menggeliatnya industri ini.

Harga batu bara pada 2015-2016 sempat anjlok ke kisaran harga US$60 per metrik ton, sehingga banyak perusahaan tambang di Kalimantan gulung tikar. Namun, saat ini harga batu bara sudah meningkat ke kisaran US$100 hingga US$101,8 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini