Perum Jamkrindo Data dan Latih UMKM

Bisnis.com,26 Okt 2018, 06:18 WIB
Penulis: Dika Irawan
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com,  SEMARANG – Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) menargetkan 1.200 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terdata ke dalam database dan mendapatkan pelatihan terkait manajemen keuangan.

Terkait hal ini, Perum Jamkrindo memulai rangkaian kegiatan pendataan dan pelatihan UMKM di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, (25/10). Secara berturut-turut, kegiatan itu akan diselenggarakan di Aceh, Bandung, Yogyakarta, Samarinda, dan Surabaya.

Kepala Divisi Manajemen Risiko, Pemeringkatan UMKM, dan Konsultasi Manajemen Perum Jamkrindo Ceriandri Widuri mengatakan, pendataan dilakukan dalam rangka scoring dan pemeringkatan UMKM. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan Jamkrindo dalam pemberian jaminan kredit bagi mereka.

“Selama ini data [UMKM] begitu saja tidak lengkap [oleh karena itu harus dilengkapi],” ujarnya di sela-sela acara Sosialisasi Pemeringkatan dan Pendampingan UMKM di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).

Untuk menunjang hal tersebut, Ceriandri mengatakan, pihaknya pun tengah merancang alat untuk scoring. Salah satunya dengan mengembangkan aplikasi agar scoring dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. “Kami juga menggunakan data LPIP [Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan],” ujarnya.

latihan diberikan untuk menjamin usaha berkelanjutan ,sehingga layak mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Profil UMKM akan menjadi pegangan bagi Perum Jamkrindo UMKM mengajukan kredit ke lembaga keuangan.

Ceriandri menjelaskan dengan edukasi ini diharapkan pelaku UMKM mendapatkan pemahaman tentang manajemen keuangan. Sebab salah satu persoalan yang sering dihadapi oleh UMKM adalah mereka masih belum rapi dalam membuat laporan keuangan.

”Dari pendataan dan pelatihan di enam kota tersebut, kami berharap ada sekitar 1.200 UMKM baru yang datanya bisa masuk ke Perum Jamkrindo,” ujar Ceriandri.

Acara pendataan dan pelatihan di Semarang, dihadiri oleh puluhan pelaku UMKM. Dalam kesempatan itu mereka mendapatkan edukasi mengenai pengembangan bisnis, akses keuangan, dan penjaminan kredit.

Ceriandri mengatakan, dari edukasi ini diketahui sebagian besar persoalan UMKM di Semarang belum rapinya manajemen usaha. Mereka, misalnya, masih mencampuradukan antara keuangan keluarga dan perusahaan. Padahal, seharusnya hal tersebut dipisahkan.

“Untuk teknisnya nanti akan membuat program dan latihan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini