Indonesia dan Uni Eropa Buka Peluang Kerja Sama Pengelolaan Sampah

Bisnis.com,29 Okt 2018, 00:29 WIB
Penulis: Irene Agustine
Pekerja menyelesaikan proses pengaspalan di sela-sela peresmian penerapan aspal plastik di area pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) di Cilegon, Banten, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membahas peluang kerja sama di bidang pengelolaan sampah dengan delegasi Uni Eropa.

Dipimpin oleh Komisioner Uni Eropa Bidang Lingkungan, Maritim, dan Perikanan Karmenu Vella, kedua pihak membahas peluang kerja sama di bidang pengelolaan sampah terutama terkait daur ulang sampah menjadi produk baru yang siap pakai.

Basuki mengatakan dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa saat ini di Uni Eropa sampah tidak dilihat lagi hanya sebagai limbah, tetapi sebagai aset karena semua sampah bisa di daur ulang.

"Ada dua teknologi yang disampaikan yakni daur ulang sampah plastik dan teknologi daur ulang sampah sisa reruntuhan gedung atau bangunan yang katanya juga bisa didaur ulang,” kata Basuki dikutip dari keterangan resmi, Minggu (28/10/2018).

Basuki mengatakan pihaknya menyambut baik tawaran peluang kerja sama tersebut karena Indonesia juga tengah mengurangi jumlah sampah melalui pembangunan infrastruktur pengolahan sampah dan melibatkan masyarakat dalam proses reduce, reuse dan recycle (3R).

Basuki mengatakan teknologi daur ulang sampah reruntuhan bangunan tersebut terbilang sederhana tanpa memerlukan sistem yang harus dibangun seperti membangun pabrik.

“Tadi saya tanya teknologinya apakah butuh pembangunan tempat pengolahan sampah seperti pabrik, menurut mereka tidak perlu. Semua sisa reruntuhan bangunan yang ada tersebut cukup dilebur menjadi satu dengan alat semacam penghancur batu, untuk kemudian diolah,”ujarnya.

Komisioner Uni Eropa Bidang Lingkungan, Maritim, dan Perikanan Karmenu Vella mengatakan saat ini sudah dibentuk working group antara Eropa dan Indonesia.

“Saya mengajak Menteri PUPR untuk bergabung dalam working group ini untuk membahas terkait aksi nyata pengelolaan sampah,” ujar Karmenu.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis ERCTech Petr Marek, selaku pimpinan perusahaan yang mengembangkan teknologi daur ulang sampah sisa reruntuhan gedung atau bangunan mengatakan teknologi yang baru dipatenkan oleh perusahaannya pada Maret 2018 tersebut dapat mengolah semua jenis sisa bahan bangunan seperti bata, keramik, dan pasir tanpa perlu dipilah.

“Semua dapat dilebur menjadi satu untuk diolah ulang menjadi product baru berupa beton (new concrete),” ujarnya.

Terkait pemanfaatan pengolahan limbah, Kementerian PUPR melalui Balitbang juga telah mengembangkan teknologi campuran aspal plastik dan aspal karet. Sebelumnya Kementerian PUPR telah melakukan ujicoba penerapan campuran aspal plastik di beberapa kota seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makasar, dan Tangerang.

Pada tahun 2018, teknologi aspal plastik dan aspal karet tersebut juga sudah mulai digunakan dalam paket pekerjaan pemeliharaan jalan nasional di beberapa provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini