SCI: Penerapan Standardisasi Distribusi Sudah Mendesak

Bisnis.com,30 Okt 2018, 01:16 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Ilustrasi kegiatan logistik/Reuters-Noah Berger

Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan standardisasi distribusi dinilai penting untuk segera dilakukan di Indonesia karena akan menjadi jalan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi sistem distribusi. 

Senior Consultant Supply Chain Indonesia Zaroni mengatakan sistem distribusi berkontribusi penting dalam daya saing perusahaan dan negara.

Menurutnya, distribusi menentukan ketersediaan dan kecepatan produk atau barang menjangkau ke pasar dan pelanggan. Distribusi yang efektif akan mampu mengatasi persoalan kelangkaan barang dan fluktuasi harga, yang berkontribusi terhadap inflasi.

Dia mengatakan penerapan standardisasi distribusi dimulai dengan penetapan sasaran akhir atau service level dan biaya distribusi. Pemerintah, asosiasi, perusahaan, dan akademisi menurutnya perlu membangun sistem informasi untuk mendapatkan data pencapaian service level dan biaya distribusi dari setiap sektor industri.

Selain itu, juga produk atau komoditas, moda transportasi, dan lead time transportasi origin dan destination, dari titik lokasi produsen sampai ke lokasi konsumen. 

"Selanjutnya, berdasar standardisasi service level dan biaya distribusi, standardisasi input dan proses disusun," katanya dalam keterangan resmi, Senin (29/10/2018).

Pada tataran mikro, kata Zaroni, perbaikan sistem distribusi di perusahaan dilakukan dengan menerapkan manajemen logistik, khususnya operasional transportasi dan pergudangan. 

Dari perspektif makro atau nasional, distribusi dinilai penting untuk menjamin ketersediaan barang dan stabilitas harga. 

"Dua hal ini berkontribusi signifikan terhadap inflasi. Kelangkaan barang dan disparitas harga untuk barang pokok dan penting, harga satu untuk produk tertentu seperti BBM dan semen, menjadi isu penting dalam distribusi nasional," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini