Tren Penjualan Properti Menurun

Bisnis.com,01 Nov 2018, 19:34 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir 2018, aktivitas penjualan properti oleh beberapa pengembang pada kuartal III/2018 mengalami tren penurunan.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono memproyeksikan kondisi pasar properti hingga akhir tahun ini belum banyak berubah dan belum sepenuhnya pulih. Kondisi tersebut akan menyebabkan kinerja penjualan masih akan tertekan seiring dengan belum pulihnya minat beli dan investasi properti para konsumen.

"Dari sisi kinerja penjualan, perseroan sampai sembilan bulan 2018 berhasil membukukan nilai marketing sales sebesar Rp1,6 triliun atau 46% dari target tahun ini. Perolehan tersebut lebih rendah 40% dibandingkan dengan perolehan marketing sales per 30 September 2017 yang mencapai Rp2,7 triliun," ujarnya, Kamis (1/11/2018).

Archied menjelaskan penurunan tersebut selain disebabkan oleh melemahnya minat beli konsumen yang masih cenderung bersikap menunggu, juga karena belum adanya peluncuran proyek baru oleh Intiland selama sembilan bulan tahun ini.

Segmen pengembangan mixed-use dan high rise, katanya, masih memberikan kotribusi terbesar terhadap prapenjualan sebesar Rp1,1 triliun atau menyumbang 71% dari total keseluruhan.

Dilanjutkan dari segmen pengembangan kawasan perumahan sebesar Rp405 miliar atau menyumbang 26% dari total keseluruhan. Penjualan tersebut berasal dari proyek Graha Natura di Surabaya dan Serenia Hills Jakarta.

Sementara itu, segmen pengembangan kawasan industri membukukan nilai prapenjualan Rp45 miliar atau 3% dari keseluruhan. Kontribusi tersebut berasal dari penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park Mojokerto, Jawa Timur.

Archied mengatakan masih mencermati setiap tren perubahan dan perkembangan dari pasar yang ada. Menurutnya, perubahan minat beli konsumen, tren investasi, dan perkembangan kebijakan pemerintah, menjadi faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pasar properti tahun depan.

"Kami berharap kepercayaan pasar kepada sektor properti bisa segera pulih. Stabilitas kondisi makro ekonomi, tren penurunan suku bunga, dan relaksasi peraturan perpajakan serta penetapan peraturan kepemilikan properti bagi warga negara asing diharapkan mampu menjadi katalis bagi pasar untuk kembali berinvestasi di sektor properti," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini