Bisnis.com JAKARTA -- PT Digital Alpha Indonesia (Uang Teman) mencatatkan non performing loan (NPL) di bawah 3% hingga kuartal III/2018.
CEO & Co Founder Uang Teman Aidil Zulkifli mengakui NPL tersebut terhitung masih lebih tinggi jika dibandingkan penyelenggara peer-to-peer (P2P) lending lainnya sebab risiko yang ditanggung fintech yang fokus pada pembiayaan multiguna ini lebih tinggi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, NPL P2P lending mencapai 1,89% pada Agustus 2018.
“Kalau 1% mungkin untuk sektor produktif, tetapi kalau P2P lending multiguna, NPL bisa lebih dari 10% untuk tanpa jaminan,” katanya Kamis (1/11).
Guna mengelola risiko kredit macet, Uang Teman meyakini manajemen risiko yang diterapkan pada awal proses pemberian pinjaman dapat terjaga dengan pemanfaatan sistem algoritma yang canggih.
“Dengan sistem yang sudah jalan 4 tahun ini, setiap tahun mesin kami semakin pintar sehingga kami bisa memilih nasabah yang layak,” tuturnya.
Uang Teman telah menyalurkan Rp300 miliar selama Januari -- September 2018. Angka tersebut meningkat 300% dibandingkan penyaluran tahun lalu. Aidil meyakini hingga akhir 2018 pertumbuhan penyaluran pinjaman dapat mencapai 400%.
Aidil mengatakan pertumbuhan tersebut sejalan dengan tumbuhnya jumlah nasabah baru sebesar 6 kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Saat ini perusahaan telah melayani 60.000 nasabah dengan 160.000 aplikasi pinjaman.
Berdasarkan portofolio pinjaman, sebanyak 31% merupakan pinjaman usaha mikro, 25% keperluan pendidikan, 20% kesehatan, dan sisanya lebih ke arah konsumsi.
Chief Technology & Operations Officer (CTOO) Uang Teman Sukan Makmuri mengatakan perusahaannya telah menerapkan berbagai inovasi teknologi untuk memberikan kemudahan dalam melayani pelanggan.
Salah satunya dengan sertifikasi standar ISO/IEC 27001 terkait dengan sistem manajemen pengamanan informasi. Selain itu, fitur pelayanan seperti pembayaran dengan sistem tap, sistem notifikasi, sistem pengukur keouasan nasabah.
Uang Teman merupakan P2P lending berbasis cash loan yang fokus untuk membiayai segmen multiguna yang berdiri sejak 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel