Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank CIMB NIaga Tbk. mencatatkan perlambatan bahkan penurunan pada kinerja intermediasi hingga kuartal III/2018. Namun demikian perseroan masih dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada sisi laba.
Berdasarakan publikasi kinerja per akhir September, secara individual bank total penyaluran kredit perseroan mencapai Rp156,73 triliun, menurun 2,28% dibandingkan dengan penyaluran kredit pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp160,38 triliun.
Kendati demikian, fungsi penyaluran dana CIMB Niaga sedikit tertolong oleh penyaluran pembiayaan syariah yang meningkat 62,55% secara tahunan menjadi Rp24,12 triliun. Dengan pembiayaan tersebut, total penyaluran kredit dan pembiayaan perseroan meningkat 3,21% secara tahunan.
Sementara itu, pada tahun sebelumnya total kredit dan pembiayaan perseroan meningkat 4,18% secara tahunan. Peningkatan yang lebih tinggi daripada kuartal III/2018 tersebut juga didorong oleh pembiayaan syariah yang meningkat 82,47%, lebih tinggi dari kredit yang tumbuh 0,2% secara tahunan pada periode tersebut.
Pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) emiten perbankan berkode saham BNGA tersebut mengalami pertumbuhan yang lebih baik pada kuartal III/2018. Total DPK perseroan tumbuh 1,11% menjadi Rp172,44 triliun, lebih tinggi daripada pertumbuhan September 2017 senilai 0,67%.
Dengan rendahnya pertumbuhan penyaluran dana, loan to deposit ratio (LDR) perseroan sedikit melonggar ke level 92,44%. Posisi LDR ini juga lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III/2017 dan kuartal III/2016 yang masing-masing mencapai level 93,96% dan 96,07%.
Meski mencatatkan kinerja intermediasi yang kurang mengesankan dibandingkan dengan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV lainnya, CIMB Niaga masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba positif. Total laba perseroan meningkat 13,84% secara tahunan menjadi Rp2,46 triliun.
Meski begitu, pertumbuhan tersebut terbilang melambat daripada pertumbuhan pada September 2017. Pada periode tersebut laba bersih tumbuh 68,72% secara tahunan, dari Rp1,26 triliun menjadi Rp2,14 triliun.
Berdasarkan kontribusinya, pertumbuhan laba perseroan lebih banyak ditopang oleh pendapatan non bunga. Sebab, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perseroan tercatat menurun 3,92% secara tahunan menjadi Rp8,57 triliun saja. Pada tahun sebelumnya NII masih tumbuh 5,64% sampai dengan kuartal III/2018.
Penurunan pendapatan bunga juga diiringi dengan penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang tergelincir ke level 5,12%, lebih rendah dibandingkan dengan September tahun lalu yang berada pada level 5,74%.
Perseroan mencatatkan kinerja positif pada kualitas aset dengan menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ke level 3,41%, menurun dari posisi pada September tahun lalu 3,95%.
Aug-17 | Sep-17 | Oct-17 | Nov-17 | Dec-17 | Jan-18 | Feb-18 | Mar-18 | Apr-18 | May-18 | Jun-18 | Jul-18 | Aug-18 | |
Rasio Aset Likuid | 17,84 | 17,86 | 18,27 | 18,09 | 18,56 | 18,23 | 18,11 | 17,91 | 17,36 | 17,19 | 16,68 | 15,64 | 15,41 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel