Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Tabungan Negara (Persero) memperkuat strategi pendanaan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas sampai dengan akhir tahun ini dengan menarik sejumlah pinjaman bilateral dan mendorong pertumbuhan dana murah .
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan bahwa pengetatan likuiditas tersebut membuat bank mencari dana tambahan di luar DPK untuk memenuhi kebutuhan likudiitas perseroan. Pencarian dana masih akan terus digenjot sampai dengan akhir tahun untuk mengejar kebutuhan dana sekitar Rp6 triliun—Rp7 triliun.
“Wholesae funding, kami sudah dapat Rp1 triliun, bulan ini juga ada Rp1 triliun lagi [bilateral] loan, terus hari Senin nanti ada Rp2,02 triliun NCD [negotiatible certificate of deposit],” katanya kepada Bisnis, Kamis (1/11).
Iman menerangkan, tenor daripada pinjaman tersebut berkisar 1 tahun, sebab dana tersebut ditujukan guna memenuhi kebutuhan likuiditas perseroan dalam jangka pendek. “Karena likuiditas kan mengetat, yang kita selalu jaga itu di Desember. Jadi Desember paling tidak lebih aman.”
Menjaga likudiitas, lanjutnya juga penting untuk menjaga profitabilitas BTN. Likuiditas akan diupayakan berada pada level yang mencukupi, tidak terlalu longgar ataupun terlalu ketat. Dengan demikian, perseroan dapat menghindari pembengkakan beban dana akibat kelebihan likudiitas dana mahal yang berimbas pada penurunan margin bunga bersih.
“NIM-nya [net interest margin] kami malah naik, sekarang 4,35%. Saya bilang, kami fokusnya buat supaya pas saja likuditasnya, tidak kelebihan, kalau lebih kan jadi biaya juga,” tuturnya.
Sebelumnya, Iman juga mengatakan bahwa pengetatan likuiditas juga menyeret perseroan dalam persaingan suku bunga deposito. Dia menuturkan, bank yang berfokus pada kredit perumahan tersebut akan agresif dalam menawarkan suku bunga kepada deposan.
“Akan lebih agresif [menawarkan pricing] untuk pecapaian posisi [likuiditas], tapi kalau saat ini penekanannya di pencapaian biaya dana yang rendah rendah dulu,” ujarnya.
Penguatan basis dana murah, lanjutnya, juga akan dilakukan untuk menjamin likuiditas bank dalam jangka panjang. Adapun untuk menggaet hati nasabah dalam persaingan perang bunga saat ini, perseroan akan memaksimalkan berbagai tawaran baik dari segi pricing maupun non pricing.
“Kami akan jaga likuiditas BTN berada pada posisi aman atau optimal pada akhir tahun, untuk persaingan suku bunga kami akan tetap gunakan tingkat suku bunga special rate sesuai capping OJK,” tambahnya.
Namun, dia mengatakan belum dapat menyampaikan berapa besaran kenaikan suku bunga dana yang akan dilakukan sampai dengan akhir tahun ini. Pasalnya, kenaikan tersebut harus diimbangi juga dengan peningkatan imbal hasil kredit demi menjaga margin bunga bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel