LAPORAN DARI SWISS: Stakeholder Fintech Didorong Ciptakan Ekosistem Kuat

Bisnis.com,07 Nov 2018, 19:39 WIB
Penulis: Anggi Oktarinda
Duta Besar RI untuk Swiss dan Lichtenstein, Muliaman D. Hadad (tengah) berbincang di sela-sela pertemuan yang membahas fakta-fakta di sektor financial technology di Swiss yang agenda yang diprakarsai oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia. (Anggi Oktarinda/Bisnis).

Bisnis.com, BERN, Swiss - Para stakeholder di bidang financial technology (fintech) di Indonesia diingatkan untuk membangun ekosistem yang kuat guna mengantisipasi perkembangan pesat di industri tersebut.

Duta Besar RI untuk Swiss dan Lichtenstein, Muliaman D. Hadad mengatakan Indonesia merupakan negara yang relatif progresif terkait dengan perkembangan fintech. Oleh karena itu dia mengingatkan, sebelum industri Fintech berkembang semakin pesat, stakeholder perlu membangun fondasi ekosistem yang kuat.

"Sebelum kita masing-masing jalan sendiri-sendiri, berkembang sendiri-sendiri, tetapi lupa membangun infrastruktur, ekosistem yang kuat. Nah ini perlu bagi kita saling mengingatkan," katanya di Bern, Swiss, Selasa (6/11/2018).

Ekosistem itu, lanjutnya, terdiri dari regulator, para pemain, kalangan akademisi, kalangan pelaku bisnis, dan sebagainya. "Karena itu saling terkait, apakah itu terkait dengan pasokan SDM, kecanggihan teknologi, edukasi dan literasi masyarakat, law enforcement, anti money laundring, semua itu menjadi satu ekosistem," jelasnya.

Dia menambahkan, pertemuan-pertemuan yang digelar di Indonesia juga memberikan perhatian khusus terkait dengan isu fintech. Muliaman terutama merujuk dokumen Fintech Bali Agenda yang menjadi bagian dari pertemuan IMF-World Bank di Bali beberapa waktu lalu menunjukan harapan bahwa fintech akan menciptakan value bagi ekonomi Indonesia dan dunia.

"Oleh karena itu, sebagai bagian yang tidak terpisah dari agenda Indonesia, saya harap bisa beri kontribusi, mudah-mudahan ada sesuatu yang bisa kita pelajari di sini," katanya.

Pekan ini, sebanyak 30 stakeholder di sektor finansial, yang terdiri dari regulator, pelaku industri, asosiasi, dan kamar dagang, berkumpul di Bern, Swiss, untuk melakukan misi menemukan fakta-fakta di sektor financial technology di Swiss.

Dalam agenda yang diprakarsai oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern selama 4 hari penuh, para delegasi akan melakukan kunjungan ke berbagai organisasi di sektor financial antara lain State Secretariat for International Financial Matters, Switzerland Global Enterprise, Swiss National Bank, juga inkubator bisnis dan akselerator startup fintech setempat. Para delegasi juga akan bertemu dengan sejumlah asosiasi di sektor fintech di Swiss.

Muliaman berharap, para stakeholder di sektor finansial teknologi di Indonesia dapat mempelajari landscape fintech di Swiss, kemudian membawa hasilnya ke Indonesia untuk membangun ekosistem yang kuat bagi fintech.

"Agenda yang bisa menjadi perhatian kita, bagaimana di Indonesia, terutama incumbent, bank-bank besar, menengah, dan kecil, merasa lebih percaya diri kalau dealing dengan isu-isu fintech ini. Dan bagaimana incumbent dan fintech dapat berkembang bersama," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, ekosistem fintech di Swiss telah matang, baik dari sisi regulasi, industri, sumber daya manusia, juga infrastruktur.

"Ekosistem fintech yang berkembang di Swiss sangat solid, didukung dengan inovasi dan research yang besar, juga infrastruktur yang sangat maju," katanya.

Dia menambahkan, taksonomi fintech di Swiss sangat luas, terdiri dari fintech payment atau pembayaran, deposit dan lending atau pinjaman, manajemen investasi, banking infrastruktur, distributed ledger technology atau blockchain, dan analytics.

Hasil penelitian IFZ Fintech Study 2018 menunjukkan, sektor fintech di Swiss terutama berkembang pesat dalam 3-5 tahun terakhir.

Sepanjang 2017 terdapat 30 tambahan pemain fintech di Swiss sehingga menjadi total 220 pemain pada akhir 2017, dengan total pertumbuhan volume bisnis sebesar 16%.

Dari 220 fintech tersebut, sebanyak 53 perusahaan di bidang manajemen investasi, 48 banking infrastructure, 34 deposit dan lending, 33 blockchain, 26 fintech analytics dan 26 fintech payment.

Total investasi untuk sektor fintech di Swiss pada 2017 mencapai 130 juta CHF atau setara Rp1,95 triliun (dengan asumsi 1 CHF = Rp15.000).
Lebih lanjut, Muliaman mengemukakan, Swiss merupakan negara strategis yang dapat berkontribusi dalam pengembangan industri fintech tanah air.

Dari sisi luas wilayah maupun jumlah penduduk, Swiss memang tergolong kecil, yakni hanya memiliki 8 juta penduduk. Adapun jumlah penduduk Lichtenstein hanya sekitar 40.000 jiwa. Namun, lanjutnya, rata-rata pendapatan per kapita di Swiss mencapai lebih dari US$80.000.
"Pasarnya terlihat kecil, tapi daya belinya besar," katanya. 

Di sisi lain, lanjutnya, Swiss yang diapit oleh Jerman, Perancis, Italia, Austria, dan Lichtenstein ini menjadi hub bagi para pelaku industri global. Banyak perusahaan global mendirikan kantor pusat di Swiss.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini