PERUNDINGAN BREXIT: Ini Isu yang Masih Jadi Perdebatan di Brussels

Bisnis.com,08 Nov 2018, 17:18 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Perdana Menteri Inggris Theresa May/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — PM Inggris Theresa May akan memberikan pengarahan kepada kabinetnya terkait teks kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang hampir rampung.

Namun, perwakilan perunding dari Inggris masih mencari upaya memfinalisasi isu-isu yang belum terselesaikan di Brussels.

Menurut seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi, menteri-menteri senior Inggris telah diundang untuk hadir di ruang baca pribadi dalam bangunan yang terhubung dengan kantor kerja May, untuk membahas 95% paket kesepakatan Brexit yang telah disetujui sejauh ini.

“Yang masih kurang dari kesepakatan adalah bagian yang masih diperdebatkan, yaitu jaminan untuk mempertahankan arus perdagangan barang secara bebas di perbatasan Irlandia,” kata sumber yang mengerti posisi kedua belah pihak, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (8/11).

Lebih lanjut sumber itu mengatakan opsi terhadap masalah itu masih dirundingkan di Brussels oleh pejabat Inggris dan UE.

Adapun, jika pembahasan tersebut mencapai kesepakatan, maka pejabat bakal segera mengumumkan kemajuan yang menentukan syarat-syarat Inggris meninggalkan Uni Eropa.

Seorang pejabat Inggris menyampaikan bahwa pengumuman itu dapat dilakukan dalam pekan depan. Namun demikian, May masih perlu mendapatkan persetujuan dari kabinetnya dan kemudian dari Parlemen Inggris untuk semua kesepakatan, termasuk rencana backstop perbatasan Irlandia,

Di sisi lain, menurut dua orang sumber, sejatinya May tidak perlu menunggu persetujuan kabinet untuk melanjutkan negosiasi di Brussels. Sejauh ini, belum ada kesepakatan dari Pertemuan Kabinet yang digelar pada Selasa (6/11) karena para menteri masih berdiskusi mengenai kepastian isu perbatasan Irlandia.

Oleh karena itu, para pembuat kebijakan masih akan bertemu dalam beberapa hari ke depan di mana May dapat mendorong mereka menandatangani kesepakatan Brexit yang telah disiapkan.

Sejatinya, May masih mendapat hambatan besar untuk memperoleh kesepakatan kabinet tersebut. Pasalnya, menteri-menteri pro-Brexit yang dipimpin Menteri Lingkungan Hidup Michael Gove masih ingin mencermati pertimbangan hukum yang mendasari rencana Brexit dari May.

Gove dan mitra kabinet yang euroskeptic khawatir May akan membiarkan Inggris terikat dengan serikat pabean (custom union) dengan UE sebagai pertukaran dari rencana pembangunan tembok perbatasan di Irlandia.

Adapun, anggota Partai Konservatis yang pro-Brexit memandang hal itu sebagai pengkhianatan terhadap referandum Brexit pada 2016, yang ingin Inggris keluar dari UE sepenuhnya. Mereka pun berpotensi menghalangi kesepakatan Brexit dan bahkan dapat menurunkan posisi May dari perdana menteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini