Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Fed Bertambah, Dolar AS Menguat

Bisnis.com,09 Nov 2018, 15:16 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan siang ini, Jumat (9/11/2018), menyusul keputusan Federal Reserve AS untuk menahan suku bunganya sekaligus mengisyaratkan kembali langkah pengetatan kebijakan moneter secara bertahap.  

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia menguat 0,09% atau 0,085 poin ke level 96,809 pada pukul 14.02 WIB.

Indeks dolar sempat tergelincir ke zona merah saat dibuka turun 0,081 poin atau 0,08% di level 96,643 pagi tadi, setelah pada perdagangan Kamis (8/11) berakhir menguat 0,76% atau 0,727 poin di posisi 96,724.

Seperti yang telah diperkirakan, bank sentral AS tersebut mempertahankan suku bunganya dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Kamis (8/11) waktu setempat.

Namun, The Fed juga tetap di jalur untuk melakukan pengetatan biaya pinjaman secara bertahap, ditopang sehatnya perekonomian yang hanya terganggu oleh penurunan dalam pertumbuhan investasi bisnis.

Para pembuat kebijakan di otoritas moneter AS tersebut telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini dan diperkirakan akan melakukannya kembali dalam pertemuan kebijakan berikutnya pada Desember.

“The Fed tampaknya akan menaikkan suku bunga pada Desember. Mereka sebagian besar tidak terpengaruh oleh koreksi pasar ekuitas pada bulan Oktober,” kata Ray Attrill, kepala strategi mata uang di NAB, seperti dikutip Reuters.

Menurut data FedWatch, kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed sebesar 25 basis poin pada Desember mencapai 75%.

Analis juga memperkirakan lebih banyak penaikan suku bunga oleh otoritas moneter AS tersebut pada tahun depan.

“Kami mengantisipasi dua kenaikan lagi pada 2019, yakni satu pada Maret dan satu pada Juni,” ujar Kevin Logan, kepala ekonom AS di HSBC, dalam risetnya.

Attrill menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga ditopang pelemahan mata uang euro.

Nilai tukar euro terpantau lanjut melemah 0,23% ke US$1,1337 siang ini pukul 14.13 WIB, setelah berakhir melemah 0,55% di US$1,1363 pada perdagangan Kamis (8/11).

Komisi Eropa memperkirakan bahwa ekonomi Italia akan tumbuh lebih lambat dari yang diduga dalam dua tahun ke depan. Hal ini pun mengarah kepada defisit anggaran jauh lebih besar dari yang diasumsikan oleh pemerintah.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

9/11/2018

(Pk. 14.02 WIB)

96,809

(+0,09%)

8/11/2018

96,724

(+0,76%)

7/11/2018

95,997

(-0,33%)

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini