Pemerintah Australia Sebut Serangan 'Lone Wolf' Sulit Dicegah

Bisnis.com,12 Nov 2018, 21:25 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Bunga bela sungkawa untuk Sisto Malaspina di depan Melbourne's Pellegrini's Cafe, sehari setelah serangan yang polisi sebut sebagai aksi teroris di central Melbourne, Australia, November 10, 2018. Picture taken November 10, 2018./Reuters-James Ross

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton menyebut upaya pencegahan serangan tunggal atau 'lone wolf' seperti yang terjadi di Melbourne Jumat (9/11/2018) lalu akan sulit meski keamanan ditingkatkan.

"Anda akan menjadi sasaran yang empuk di lokasi berkumpulnya massa seperti pusat perbelanjaan dan mal. Dalam kondisi ketika tingkat keamanan tidak canggih, akan sangat sulit mengantisipasi dan menghentikan orang yang membawa pisau atau tabung gas, kecuali Anda punya bukti langsung untuk menghentikannya," kata Dutton kepada radio Australian Broadcasting Corporation (ABC) dilansir dari Channel News Asia pada Senin (12/11/2018).

Seorang pria keturunan Somalia pada Jumat (9/11/2018) pekan lalu melakukan serangan di pusat kota Melbourne dengan menikam sejumlah orang usai sebelumnya menyulut api pada sebuah truk bermuatan tabung gas. Serangannya memakan 3 korban dan 1 di antaranya tewas.

Pelaku yang tewas setelah menerima tembakan timah panas dari polisi adalah Khalif Shire Ali , 30 tahun. Ia disinyalir melakukan serangan setelah terpapar propaganda ISIS.

Selain itu, Dutton juga menyampaikan bahwa pemerintah Australia saat ini menghadapi tantangan persebaran paham radikalisme dengan menggunakan aplikasi pesan yang terenkripsi.

Awal tahun 2018, parlemen Australia mengusulkan aturan yang mengharuskan perusahaan teknologi seperti Facebook dan Apple menyediakan akses pada data enkripsi rahasia yang terkait pada aktivitas ilegal yang mencurigakan.

Selasa (6/11/2018) pekan lalu saat mengunjungi Indonesia untuk memimpin Sub Regional Meeting on Counter Terrorism bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Dutton juga mengakui bahwa Australia tengah mengalami tantangan dalam mencegah pencegahan aksi terorisme, terutama melalui media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini