Pernikahan Butuh Memaafkan dan Dimaafkan

Bisnis.com,15 Nov 2018, 00:26 WIB
Penulis: Tika Anggreni Purba
Pasangan suami-istri/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rela memaafakan dan mau meminta maaf merupakan bagian krusial dalam hubungan perkawinan. 

Faktanya, menyimpan kemarahan, kekecewaan, dan kekesalan pada pasangan hanya akan membuang waktu. Kurangnya maaf dalam rumah tangga bisa menjatuhkan istri dan suami, khususnya mempengaruhi kesehatan emosi, perasaan, dan juga mental. 

 Lalu, bagaimana caranya memaafkan pasangan yang membuat kita terluka? Berikut ini tipsnya seperti dikutip dari www.verywell.com:

1.    Terbuka dalam menerima permintaan maaf dari pasangan.

2.    Buatlah keputusan untuk memaafkan pasangan secara sadar.

3.    Ketika bayang-bayang pengkhianatan atau perilaku pasangan terlintas di pikiran Anda, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri. Anda juga bisa mencari ketenangan atau kesibukan untuk mengalihkan pikiran itu. 

4.    Jangan lagi ungkit kesalahan pasangan jika Anda memutuskan untuk memaafkannya.

5.    Tidak perlu membalas dendam karena hal ini hanya akan memperparah luka Anda. Balas dendam tidak akan membuat Anda merasa lebih baik.

6.     Terima kenyataan bahwa kesalahan atau perilaku pasangan bukan karena kesalahan Anda.

7.    Ingatlah bahwa memaafkan bukan berarti Anda memaklumi kesalahan atau perilakunya.

8.    Sabarlah terhadap diri Anda sendiri, memaafkan itu membutuhkan waktu. 

Bagaimana caranya meminta maaf pada pasangan yang terluka karena kita? 

* Tunjukkan ketulusan dan pengakuan akan kesalahan yang sudah Anda perbuat.

* Bersedialah membuat komitmen untuk tidak menyakiti pasangan Anda lagi dengan mengulangi perilaku yang sama.

* Terima segala konsekuensi dari perbuatan Anda. 

* Jika pasangan ingin Anda berjanji, tepatilah janji itu. 

* Sabarlah jika pasangan belum mampu memaafkan Anda, karena memaafkan membutuhkan waktu. 

* Meminta maaflah secara langsung dan tunjukkan sikap Anda menyesal.

Bagaimana jika perbuatannya tidak termaafkan?

Jika pasangan Anda melakukan kekerasan, terus-menerus mengkhianati, selalu berbohong, bahkan tidak menunjukkan penyesalan, inilah saatnya untuk berhenti. Inilah waktunya untuk mengevaluasi kembali pernikahan. Dalam hal ini Anda mungkin membutuhkan pertolongan orang lain bahkan profesional. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini