Ekonom: Paket Kebijakan Ekonomi 16 Bukan Solusi Defisit Dagang

Bisnis.com,18 Nov 2018, 06:46 WIB
Penulis: Newswire
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam (dari kiri) menyampaikan paparan didampingi Direktur Mohammad Faisal, dan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (10/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai isi paket kebijakan ekonomi ke-16 lebih untuk meningkatkan investasi dan mengoptimalkan pemanfaatan devisa hasil ekspor (DHE).

Piter mengatakan kebijakan yang baru dirilis pemerintah itu tidak akan bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan (CAD) dalam waktu singkat.

"Saya melihat kebijakan satu dan dua lebih ditujukan untuk meningkatkan investasi asing sementara kebijakan tiga lebih untuk meningkatkan pemanfaatan hasil ekspor," kata Piter saat dihubungi, Sabtu, 17 November 2018.

Jumat lalu, pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Paket tersebut berisi tiga poin. Pertama, perluasan fasilitas pengurangan PPh Badan. Kedua, relaksasi daftar negatif investasi (DNI). Dan ketiga, pengaturan DHE melalui Special Deposit Account (SDA).

Menurut Piter, dampak jangka panjang paket kebijakan ekonomi 16 adalah membantu perbaikan neraca perdagangan (trade balance). Tapi, kata Piter, perlu waktu yang cukup panjang. "Sementara di jangka pendek bisa terjadi justru impor barang modal yang melonjak," ujar Piter.

Piter meyakini kebijakan terbaru pemerintah ini memiliki tujuan dan berdampak baik bagi ekonomi Indonesia, tapi tidak akan bisa memperbaiki CAD dalam jangka pendek.

Menurutnya, pemerintah juga perlu mengevaluasi terhadap paket-paket kebijakan lainnya, khususnya memperbaiki sistem perizinan. Piter melihat terjadi perlambatan investasi asing dan belum membaiknya kemudahan berusaha menunjukkan berbagai kebijakan yang sudah diambil belum cukup efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini