Pemprov Sulut Kembangkan Varietas Kelapa Unggulan Baru

Bisnis.com,20 Nov 2018, 17:08 WIB
Penulis: Deandra Syarizka
Pedagang musiman membawa buah kelapa muda untuk dijajakan sebagai minuman berbuka puasa di Desa Cot Cut, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (27/5)./Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, MANADO - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus menggenjot produktivitas komoditas kelapa. Salah satunya dengan memperkenalkan varietas kelapa unggulan baru yang diklaim lebih produktif.

Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Utara Refly Ngantung menjelaskan, varietas unggulan tanaman kelapa yang dimaksud bernama "Operasi Daerah Sukseskan Kelapa-Lobu" atau "ODSK-Lobu" hasil kerjasama Pemprov Sulut dengan Balai Penelitian Kelapa dan Tanaman Lain (Balitpalma) yang dapat menghasilkan kelapa dengan kadar minyak yang lebih tinggi.

"ODSK Lobu mempunyai kadar minyak lebih tinggi daripada kadar minyak lainnya. Kadar protein juga paling tinggi daripada semua kelapa. Produktivitasnya sekarang 3,2 ton kopra kering per hektare, yang normalnya nasional 1,1 ton sedangkan rata-rata di Sulawesi Utara 1,2 ton. Jadi produktivitas ODSK Lobu 100 persen lebih," ujarnya, seperti dikutip, Selasa (20/11).

Refly mengatakan, saat ini sebanyak 100 ribu bibit kelapa ODSK Lobu siap ditanam di Sulut. Menurutnya, pemerintah daerah dengan Balitpalma juga terus melakukan penelitian untuk mencari varietas-varietas unggulan lainnya yang dapat meningkatkan hasil produksi petani.

"Setelah varietas ODSK-Lobu juga akan menyusul varietas ODSK-Apela pada tahun depan dan itu akan ditanam di salah satu lokasi yang disiapkan. Hal ini adalah bagian dari upaya meningkatkan produktivitas petani kelapa di Sulut," kata Refly.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementerian Pertanian RI Irmijati Rachmi Nurbahar menerangkan bahwa pembangunan bidang pertanian dapat dilakukan dengan melakukan ekspor produk olahan kelapa dan memberikan bantuan benih unggul bersertifikat secara gratis kepada petani.

"Upaya ini mendiseminasikan inovasi teknologi pembenihan perkebunan yang terintegrasi dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait, baik instansi pemerintah, swasta, peneliti maupun petani," kata Irmijati.

Irmijati menjelaskan bahwa sejak tahun 2014, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik strategis, terutama sektor pertanian dengan menitikberatkan pada upaya mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani yang menjadi amanah dari program Nawacita.

"Dengan berbagai terobosan dan karya nyata Kementerian Pertanian, dimana telah menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan Nawacita," ungkap Irmijati.

Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 menunjukkan kontribusi pertanian pada laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 13,63 persen menduduki posisi teratas kedua, setelah industri pengolahan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini