Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Bali (Bank BPD Bali) berencana meningkatkan ekspansi pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang telah mulai pulih dari efek bencana gempa bumi beberapa waktu lalu.
Direktur Utama Bank BPD Bali Nyoman Sudharma mengatakan bahwa keputusan Bank BPD Bali membidik wilayah Nusa Tenggara Barat disebabkan oleh harga tanah dan rumah di wilayah Bali sudah terlampau tinggi, sehingga sulit menemukan rumah yang dapat dibiayai menggunakan skema KPR FLPP yang membatasi harga rumah paling tinggi Rp148 juta per unit.
“Jika Mataram pulih, kami optimis target dapat dipenuhi. Pasalnya, potensi KPR FLPP paling besar ada di Mataram, Nusa Tenggara Barat,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/11/2018).
Per September 2018, portofolio kredit Bank BPD Bali mencapai Rp16,4 triliun, tumbuh 1,21% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp16,3 triliun. Sementara itu, aset perseroan naik 6,1% menjadi Rp 24,5 triliun dari Rp23,1 triliun.
Bank BPD Bali memproyeksikan pertumbuhan kredit masih akan terus berjalan hingga akhir tahun. Pada akhir 2018 mendatang, perseroan memperkirakan rasio pembiayaan terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) dapat mencapai sekitar 92%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel