BRI Yakin Target Kartu Kredit Terlampaui

Bisnis.com,22 Nov 2018, 21:28 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Karyawati memperlihatkan kartu debit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Rabu (11/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimis target transaksi kartu kredit pada tahun ini melampaui target awal tahun sebesar Rp6 triliun atau tumbuh 29% secara tahunan (year-on-year). Pasalnya per Oktober 2018, realisasi telah mencapai 90%, atau Rp5,4 triliun.
Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, sejumlah sektor berperan penting. Sekitar 30% nasabah kartu kredit memakai untuk pembelian tiket dan pemesanan hotel.
“Transaksi terkait traveling naik signifikan. Volume transaksi pembelian di situs dalam jaringan tumbuh 200% yoy,” katanya di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Selain transaksi reguler nasabah, menjadi mitra bank Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF) juga akan ikut mendongkrak nilai transaksi. Dari acara tersebut BRI membidik Rp200 miliar. Sebanyak 40% di antaranya diperkirakan transaksi menggunakan kartu kredit dan 60% kartu debit.
Pekerjaan rumah BRI selanjutnya adalah memperbaiki kualitas aset kredit menggunakan kartu. Per Oktober 2018, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada pada posisi 3,1%. “Akhir tahun [rasio NPL] kartu kredit bisa tutup di 2,9%,” kata Handayani.
Kinerja kartu kredit membantu mendorong pendapatan nonbunga perseroan. Per September 2018, komisi dari transaksi kartu kredit mencapai Rp229 miliar atau naik 134,2% yoy. Kontribusinya terhadap fee based income (FBI) pun naik dari 1% pada September 2017 menjadi 3% per September tahun ini.
Pertumbuhan kartu kredit BRI ini kontras dengan kondisi industri. Berdasarkan data Bank Indonesia transaksi belanja kartu kredit melambat. Pada kuartal III/2018, nilai transaksi belanja naik 4,7% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal III/2017 sebesar 9,1% yoy.
Kredit melalui kartu bahkan turun 5,6% yoy pada periode tersebut, menjadi Rp74,1 triliun. Sementara itu rasio kredit bermasalah berada pada posisi 2,9% cenderung membaik dari pertengah tahun ini yang sempat mencapai 3,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini