Studi SAP: Ini Tren Belanja Online di AS

Bisnis.com,29 Nov 2018, 00:57 WIB
Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan perangkat lunak asal Jerman SAP mengungkapkan bahwa 7 dari 10 konsumen e-commerce Amerika Serikat membeli produk fashion secara online dan menginginkan transaksi langsung dengan retailer.

Hal tersebut terungkap dari hasil studi SAP dengan tema 'Consumer Propensity Study' terbaru mengenai kebiasaan masyarakat Amerika Serikat pada saat melakukan belanja online.

Menurut Head of Strategy SAP Commerce Cloud, Chris Hauca mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan survei terhadap 1.000 orang warga Amerika Serikat, hasilnya, 7 dari 10 konsumen menginginkan pengalaman transaksi secara langsung yang ditawarkan retailer, seperti fitting room.

"Survei mengindikasikan bahwa pembeli senang dengan kepraktisan berbelanja online, namun merasa biaya pengirimkan lebih tinggi dari yang diharapkan atau proses pengembalian yang bertele-tele dengan cepat mengubah pemikiran tersebut,” tuturnya dalam keterangan resminya, Rabu (28/11/2018).

Dia menjelaskan bahwa dari hasil survei tersebut ada sejumlah trik yang dapat dilakukan oleh para pemain e-commerce agar konsumen tidak mengabaikan keranjang belanja atau shopping cart dan mendorong tambahan pembelian.

Trik itu di antaranya yaitu menyediakan layanan gratis ongkos kirim, menyediakan lebih banyak pilihan ke pelanggan dan menawarkan lebih banyak informasi kepada pelanggan untuk membuat keputusan atas produk yang dipilih.

"Para retailer harus mempertimbangkan tentang bagaimana mereka mampu menghilangkan kejutan yang mengganggu konsumen. Untuk memastikan pengalaman yang baik dan terus bertahan setelah pembelian, perusahaan perlu terhubung dengan proses-proses yang dihadapi pelanggan, dengan rantai pasokan back-end,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini
'