WWF Dampingi Pengelolaan Sawit Berkelanjutan

Bisnis.com,30 Nov 2018, 22:54 WIB
Penulis: Newswire
Hamparan perkebunan kelapa sawit./Antara-FB Anggoro

Bisnis.com, PONTIANAK – WWF Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mendorong pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan melalui pendampingan dan penguatan terhadap petani sawit swadaya yang dimulai pada 2014 dan hingga kini masih berlangsung.

"Perkembangan sawit cukup pesat terutama di Sintang. WWF melihat dengan perkembangan yang besar ini, jika tak didampingi maka akan berdampak. Maka sejak Desember 2017, ada dukungan UNDP untuk pembangunan kelapa sawit berkelanjutan," kata Technical Support Unit Leader WWF-Indonesia program Kalbar, Syahirsyah.

Ia mengatakan program dimaksud adalah Program Kemitraan Pertumbuhan yang Baik (Good Growth Partnership/GGP) untuk dua tahun proyek dan sekarang masih 1,5 tahun berjalan di Sintang.

Program tersebut untuk mendukung produksi komoditas berkelanjutan di Kabupaten Sintang.

Dia menuturkan program difokuskan untuk mendorong praktik pengembangan dan pengelolaan perkebunan berkelanjutan pada komoditas kelapa sawit yang menyasar petani swadaya atau petani di luar perusahaan dan plasma.

"Ini salah satu upaya pelestarian kawasan hutan dan pengurangan deforestasi, termasuk dampak global emisi Gas Rumah Kaca (GRK)," ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Munawir, MTI Coordinator WWF Indonesia menyatakan wilayah dampingan program tersebut terdiri atas empat desa pada dua kecamatan di Kabupaten Sintang, yakni di Binjai Hulu dengan 8 kelompok petani dan Ketungau Hilir dengan 11 kelompok petani.

Para petani merupakan petani sawit mandiri (swadaya) yang tidak memiliki kaitan dengan pihak lain. Mereka rata-rata memiliki lahan 2 hektare hingga 4 hektare dengan tenaga kerja mereka sendiri (satu keluarga).

Mereka adalah para pemilik lahan yang tertarik mengembangkan perkebunan sawit skala kecil setelah melihat perkebunan sawit yang dikelola perusahaan tidak memerlukan perawatan berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini