Kebijakan Trump Sebabkan Penurunan Jumlah Pelajar Asing ke AS

Bisnis.com,01 Des 2018, 09:16 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Para wisudawan University of Michigan mendengarkan pidato dari Presiden AS Barack Obama dalam upacara kelulusan di Ann Arbor, Michigan, AS, Sabtu (1/5/2010)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah siswa internasional atau pelajar asing di universitas di AS turun hampir 7% pada tahun lalu.

Berdasarkan data resmi dari International Institute of Education (IIE) yang dirilis pada bulan ini, penurunan tersebut merupakan penurunan pada tahun kedua berturut-turut dan menekan nilai pasar akademik di AS, yang berkontribusi sebesar US$42 miliar untuk ekonomi negara itu.

Prof. Simon Marginson di Oxford University, seorang ahli tren siswa internasional, menyampaikan bahwa keraguan yang muncul dari para siswa internasional untuk belajar ke AS berhubungan dengan kebijakan dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Dia menyebutkan kombinasi dari kebijakan anti imigrasi dan pengetatan sistem visa pelajar yang dilakukan oleh Pemerintah AS telah menurunkan minat siswa untuk belajar di sana. 

IIE juga melakukan survei terhadap sejumlah perekrut siswa internasional dan mendapatkan jawaban yang beragam terkait penurunan jumlah siswa asing ke AS pada 2017, di antaranya karena suasana politik, biaya hidup, dan isu praktikal di Negeri Paman Sam. Adapun penurunan kedatangan siswa internasional terbanyak berasal dari India, Korea Selatan (Korsel), Meksiko, dan Arab Saudi, begitu pula dari Inggris, Jerman, dan Prancis.

Namun, Pemerintahan AS tetap menegaskan komitmennya untuk dapat menarik siswa internasional untuk belajar di sana. Marie Royce, Assistant Secretary of State for Educational and Cultural Affairs, menyampaikan bahwa siswa internasional juga merupakan aset yang berharga bagi AS.

“Kami ingin mengirimkan pesan bahwa pendidikan internasional membuat kita lebih kuat sebagai negara,” ujarnya, seperti dilansir BBC, Minggu (1/12/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini