Bisnis.com, JAKARTA - Sampai dengan Oktober, bisnis Payment Point Online Bank (PPOB) milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masih tumbuh positif. Jumlah transaksi tercatat mencapai belasan juta dengan voluem transaksi perbulan sekitar Rp2 triliun.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan bahwa secara rata-rata volume transaksi PPOB perseroan mencapai Rp2,1 triliun. Adapun jumlah rata-rata transaksi perbulan mencapai 15 juta.
“Berdasarkan data transaksi PPOB di Bank Mandiri, mayoritas trasaksi PPOB adalah tagihan listrik,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (8/12/2018).
Dia menuturkan, pertumbuhan bisnis PPOB Bank Mandiri juga berdampak positif terhadap pendapatan non bunga atau fee based income (FBI). Sampai dengan Oktober, kontribusi FBI PPOB mencapai Rp6,6 miliar, tumbuh 3% secara tahunan.
Bisnis PPOB yang memfasilitasi pembayaran nasabah menjadi salah satu sektor jasa finansial yang diprediksi akan tergerus oleh keberadaaan perusahaan teknologi finansial (Tekfin). Merujuk pada riset PricewaterhouseCoopers pada 2016, layanan tersebut beserta layanan perbankan konsumer menjadi dua sektor yang akan terdisrupsi paling besar oleh Tekfin.
Namun demikian, Hery menilai kehadiran Tekfin tidak akan serta merta menggerus bisnis PPOB. Pasalhnya beberapa Tekfin yang bergerak di bidang pembayaran pun masih menggunakan layanan perbankan dalam sistemnya.
“Sebenarnya beberapa fintech yang melayani pembayaran PPOB masih menggunakan service atau payment bank dibelakangnya. Bank Mandiri akan mulai menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi. Adapun, skema nya masih sama seperti PPOB tapi bersifat mobile,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel