Politisi Gerindra Sebut Jokowi Gagal Berantas Korupsi. Ini Alasannya

Bisnis.com,10 Des 2018, 16:18 WIB
Penulis: Yusran Yunus
Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) II Djoko Saputro (kiri) dan Ketua Dewan Pengawas PJT II Bedjo Sujanto (kanan) memberikan keterangan pers Laporan Kinerja Tahun 2016 di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (10/5)./Antara-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra meragukan efektivitas program unggulan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), pasca penetapan tersangka terhadap Djoko Saputro (Dirut Perum Jasa Tirta III) oleh KPK.

Pasalnya, Djoko merupakan salah satu peraih penghargaan Revolusi Mental Award sebagai The Best Leader. Djoko menerima penghargaan itu di Hotel JS Luwansa pada 25 April lalu, lantaran dinilai memiliki etos Etos Kerja Terbaik Silver Winner. Revolusi Mental Award 2018 diselenggarakan oleh GNRM dan BUMN Track.

Politisi Gerindra Ferry Juliantono mengatakan penetapan tersangka terhadap Djoko ini menjadi bukti program pemberantasan korupsi di era Jokowi gagal.

"Ini konyol namanya. Peraih penghargaan kini menjadi tersangka di KPK. Pertanyaannya, bagaimana kinerja oknum BUMN lain yang tidak mendapat penghargaan?
"Revolusi mental kan selama ini hanya slogan. Saat kampanye 2014 saya ingat betul, ini slogan yang sangat dimuliakan oleh Jokowi, Tapi ternyata gagal," katanya dalam pernyataan persnya yang diterima Bisnis, Senin (10/11/2018).

Ferry juga menyinggung mengenai banyaknya kepala daerah dari PDI Perjuangan yang kini banyak menjadi pesakitan dengan menyandang status tersangka oleh KPK.

"Revolusi mental itu harusnya dari dalam diri sendiri, dari dalam partai sendiri. Ini teriak antikorupsi tapi malah kadernya yang banyak tertangkap KPK, timsesnya ditangkap KPK".

Ferry kembali mengingatkan data yang dimiliki Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut partai politik yang melaporkan audit penggunaan dana parpol hanya Partai Gerindra. Parpol lain belum melaporkan audit penggunaan dana parpol tersebut.



"Ayo kalau mau hitung-hitungan, partai mana yang paling banyak koruptornya? partai mana yang paling transparan?. Saya tantang partai pendukung Jokowi kalau mau hitung-hitungan dengan data yang ada," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini