Bisnis.com, JAKARTA – PT Indra Karya, BUMN yang bergerak di bidang konsultan engineering, memperkirakan meraih laba sebesar Rp11,2 miliar tahun ini, meningkat 160,47% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang Rp4,3 miliar.
“Hingga akhir semester pertama saja, Indra Karya telah meraih laba sekitar Rp6,5 miliar dan sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai Rp11,2 miliar,” ungkap Direktur PT Indra Karya Milfan Rantawi sebagaimana dilansir laman resmi BUMN tersebut dan dikutip pada Rabu (12/12/2018).
Terkait dengan raihan laba tersebut, menurutnya, Indra Karya melakukan ekspansi di aspek industri hilir seperti dengan rencana membangun jaringan air bersih untuk kawasan industri dan memasuki bisnis air minum mineral.
“Ini agar bagaimana Indra Karya menerima penerimaan recurring (berulang), dengan tidak hanya sebagai konsultan, tetapi juga bermain di tengah dan di hilir,” paparnya.
Milfan memaparkan Indra Karya selama ini dikenal sebagai BUMN konsultan yang melakukan studi potensi dan studi kelayakan seperti dalam pembangunan bendungan.
Dalam hal ini, konsultan akan mengkaji antara lain dari sisi topologi, geografi, dan hidrologi, hingga bagaimana manfaatnya untuk pemerintah dan rakyat serta juga dari dampak lingkungannya.
Mulai dari bisnis inti konsultan yang diperluas, lanjutnya, BUMN tersebut juga mulai masuk ke dalam industri hilir, seperti mulai menandatangani penandatanganan MoU untuk pembangunan jaringan air bersih di sejumlah kawasan industri di beberapa daerah seperti di Kawasan Industri Medan dan Makassar.
Selain itu, ujarnya, pihaknya sejak tahun ini mulai masuk ke dalam industri air minum mineral dengan merek Infresh dan sedang mempersiapkan pabrik produksi terkait hal itu di Surabaya, dengan berkolaborasi bersama anak usaha Pelindo III.
“Bulan Juli lalu telah di-launching produknya,” katanya dan menambahkan, untuk pabrik di Surabaya tersebut memiliki investasi sekitar Rp70 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel