China Kaji Penundaan Program Made in China 2025

Bisnis.com,13 Des 2018, 18:48 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Ilustrasi/chinatechnews.com

Bisnis.com, JAKARTA - China mempertimbangkan rencana untuk menunda target program “Made in China 2025”.

Hal itu diharapkan dapat mengurangi tensi dagang dengan AS yang sejauh ini telah membuat pasar keuangan bergejolak.

Adapun, Made in China 2025 merupakan ambisi Negeri Panda untuk mendominasi teknologi high-end secara global. Cita-cita Presiden China Xi Jinping tersebut pun berhasil menjadi sasaran Presiden AS Donald Trump dalam sengketa perang dagang tahun ini.

“Beijing kemungkinan akan menunda beberapa aspek dalam ambisi program industrinya selama sedekade hingga 2035,” kata sumber yang enggan disebutkan identitasnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/12/2018).

Adapun beberapa sektor yang diincar lewat program Made in China 2025 di antaranya adalah perkembangan sektor robotik, kedirgantaraan, dan energi terbarukan.

Sementara dari Washington, Pemerintahan Trump pada Rabu (12/12/2018) memberikan penekanan sinyal bahwa Beijing harus memberikan lebih banyak penawaran untuk menghentikan perang tarif.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dan Wakil Menkeu AS untuk Hubungan Internasional David Malpass meminta agar Beijing menyepakati bingkai waktu dan mengambil langkah yang konkrit untuk menyeimbangkan nilai perdagangan dengan AS sambil membuka akses pasar untuk perusahaan asing.

“Apa yang akan terjadi, jika kita [AS] mendapatkan kesepakatan dagang dengan China, akan ada prosedur verifikasi dan mekanisme enforcement,” kara Ross kepada CNBC.

Dia menambahkan, AS ingin ada perubahan struktural yang fundamental dan adil di China untuk dapat memuaskan Negeri Paman Sam.

Lebih lanjut, sejatinya Beijing belum lagi membuat keputusan final untuk. merevisi rencana Made in China 2025.

“Masih belum jelas juga apakah [China] telah menyampaikan ide tersebut kepada Pemerintah Trump,” ujar salah seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi.

Adapun ambisi teknologi dari China yang sedikit agresif dapat menjadi salah satu penawar kepada Pemerintah AS. Sebelumnya, Washington menuding Beijing memberikan subsidi yang tidak adil untuk perusahaan China dan mencuri kekayaan intelektual dari perusahaan AS.

Gedung Putih sejauh ini masih skeptis mengenai komitmen China untuk membuat perubahan permanen untuk beberapa kebijakannya.

Hal itu disampaikan oleh seorang sumber yang mengerti dengan jalan pikir Pemerintah Trump, bahwa perubahan strategi industri China kemungkinan hanya semacam rebranding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini