Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia optimistis pangsa pasar keuangan syariah dapat mencapai 20% terhadap total aset keuangan nasional dalam lima tahun mendatang, seiring dengan penerbitan instrumen keuangan syariah yang bervariasi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pangsa pasar keuangan syariah terus tumbuh dari hanya 5% pada beberapa tahun sebelumnya menjadi kisaran 8% pada tahun ini. Melalui penerbitan instrumen keuangan syariah yang bervariasi, pangsa pasar keuangan syariah diyakini dapat tembus dua digit.
Dia berharap keuangan syariah memiliki pangsa pasar 20% dalam lima tahun mendatang. Harapan ini didorong oleh sektor perbankan, serta penerbitan instrumen keuangan pasar modal maupun keuangan sosial seperti wakaf dan pengembangan zakat.
"Kami juga menjalin kerja sama dengan kementerian dan lembaga agar pembiayaan infrastruktur bisa dibiayai dengan instrumen keuangan seperti sukuk. Kami juga dorong sektor ekonominya sehingga syariah bisa dua digit dalam 5 tahun bisa dicapai," katanya dalam konferensi pers Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018, pada Selasa (12/12/2018).
Diketahui, Bank Indonesia akan meluncurkan Sukuk Bank Indonesia. Instrumen ini bertujuan untuk menambah alternatif instrumen pasar uang syariah yang tradable dan dapat menajdi solusi jangka pendek kebutuhan likuiditas perbankan.
Instrumen Sukuk tersebut akan melengkapi instrumen moneter syariah BI yang ada saat ini seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS), reverse repo syariah, dan repo SBSN.
Sukuk Bank Indonesia juga akan mensejajarkan Bank Indonesia dengan bank sentral-bank sentral lain yang telah terlebih dahulu menerbitkan Sukuk bank sentral seperti Bank Negara Malaysia, Central Bank of Bahrain, dan Central Bank of Jordan.
"Sukuk BI sekarang sedang dalam proses harmonisasi untuk peraturan Bank Indonesianya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel