Proyek Tol Serang-Panimbang Diupayakan Selesai Tepat Waktu. Ini yang Dilakukan WIKA

Bisnis.com,20 Des 2018, 06:45 WIB
Penulis: Irene Agustine
Sejumlah pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan konstruksi proyek pembangunan jalan tol SerangPanimbang di KM-11 di Kampung Cikeusal, Serang, Banten, Selasa (20/11/2018)./Antara-Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Tbk. memacu pembangunan tol Serang—Panimbang bagian badan usaha sepanjang 50,70 kilometer supaya rampung sesuai dengan target pada akhir 2019.

Direktur Operasi I PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) Agung Budi Waskito mengatakan bahwa perseroan fokus melakukan percepatan konstruksi untuk seksi 1 (Serang—Rangkas Bitung) sepanjang 26,50 km dan mempercepat pembebasan lahan seksi 3 (Bojong—Panimbang) sepanjang 24,40 km untuk mengejar target penyelesaian proyek pada akhir tahun depan.

Berdasarkan data pantauan Badan Pengatur Jalan Tol, progres pembebasan lahan seksi 1 sudah mencapai 95,06%, seksi 2 mencapai 93,72%, dan seksi 3 tercatat 47,41%.

Adapun, konstruksi pada seksi badan usaha jalan tol (BUJT) tengah dilakukan dengan progres saat ini sebesar 10,10% di segmen 1 dan 0% di segmen 3.

Agung mengakui bahwa masalah pembebasan lahan sempat menjadi salah satu hambatan, tetapi badan usaha melakukan percepatan di wilayah yang pembebasan lahannya sudah rampung.

"Berjalan terus. Yang lahannya sudah bebas kami kejar dan lakukan percepatan konstruksi," katanya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Proyek jalan tol Serang—Panimbang dengan nilai investasi Rp5,33 triliun tersebut konsesinya dikelola oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang. WIKA menjadi pemegang saham terbesar pada pengusahaan tol ini dengan menggemgam 80% saham, diikuti oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk. 15%, dan PT Jababeka Infrastruktur 5%.

Pengerjaan proyek tersebut dilakukan dengan skema contractor pre-financing, yang dikerjakan oleh investor yang juga merupakan kontraktor, yakni WIKA dan PTPP.

Selain badan usaha, pemerintah juga ikut membangun proyek jalan tol Serang—Panimbang sebagai bagian dari dukungan infrastruktur atau viability gap fund pada segmen 2 (Rangkasbitung—Bojong) sepanjang 33 km. Namun, sampai saat ini pembangunan belum dimulai.

Viability gap fund merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada proyek dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial proyek.

Dukungan tersebut dapat menurunkan biaya konstruksi suatu proyek sehingga tingkat pengembalian investasi semakin tinggi.

"Selesai kami targetkan tetap pada akhir 2019, untuk bagian WIKA," ujar Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini