Bisnis.com, JAKARTA - Perum Jamkrindo dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo melakukan penjaminan kredit bersama dalam pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penjaminan kredit bersama membagi market share kepada kedua perusahaan pelat merah ini masing-masing 50% dari plafon KUR pada 2019. Adapun, jenis kredit yang dikerjasamakan antara lain KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Penempatan TKI, serta KUR Khusus.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto menjelaskan, penjaminan KUR bersama ini bertujuan untuk optimalisasi tingkat gearing ratio dan sharing risiko. Selain itu, sinergi yang dibangun memberikan nilai tambah dalam percepatan penjaminan KUR serta mempermudah layanan penjaminan KUR.
Di samping itu, perusahaan akan lebih optimal dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah karena tidak lagi berebut market share. "Adapun persentase jumlah penjaminan bersama disesuaikan dengan ketentuan KUR yaitu 50% untuk Jamkrindo dan 50% untuk Askrindo," katanya, sebagaimana dikutip Bisnis.com, Kamis (27/12/2018).
Penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman yang telah dilakukan sebelumnya. Randi yang juga Ketua Himpunan Penjaminan dan Perasuransian Negara (Himppara) menambahkan, kerja sama ini akan diikuti oleh kerja sama antara anggota Himppara, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal bagi perusahaan BUMN.
Direktur Bisnis Penjaminan Perum Jamkrindo Amin Mas'udi menyebutkan, market share Jamkrindo untuk pelaksanaan KUR pada 2018 sebesar 45%. Market share perseroan akan meningkat menjadi 50% pada 2019 setelah kerja sama ini.
Diketahui, perseroan mencatatkan volume penjaminan senilai Rp144 triliun hingga pertengahan Desember 2018 atau tumbuh sekitar 6,66% dibandingkan dengan capaian 2017 (year to date). Adapun, imbal jasa penjaminan mencapai Rp1,5 triliun. Hingga akhir 2018, volume penjaminan diprediksi dapat mencapai Rp148 triliun.
Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Andrianto Wahyu Adi memperkirakan market share perseroan dalam pelaksanaan KUR pada 2018 sekitar 60%. Market share Askrindo lebih besar karena pengalamannya yang lebih dulu dalam penjaminan KUR.
Dia mengatakan, penjaminan KUR menyumbang sekitar 30%-40% terhadap total bisnis perseroan. Adapun, sekitar 60%-70% lainnya disumbang dari produk asuransi umum.
Hingga November 2018, premi bruto perseroan sebesar Rp3,7 triliun atau tumbuh 114% secara year on year. Pertumbuhan ini banyak ditopang dari pencapaian imbal jasa penjaminan KUR yang ditarget Rp1,2 triliun, selanjutnya tercapai Rp1,5 triliun.
Adapun, aset perseroan hingga November 2018 sebesar Rp13,08 triliun. Perseroan menargetkan premi bruto hingga akhir 2018 dapat tercapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 29,73% secara year on year.
Pertumbuhan premi bruto sebesar dua digit diyakini masih akan berlanjut pada tahun depan. Hal ini seiring dengan strategi perseroan memperbesar pasar selain penjaminan KUR, seperti penjaminan letter of credit, bank garansi, dan penjaminan kredit supply chain.
Andrianto menyebutkan, pihaknya juga akan meningkatkan belanja modal untuk pengembangan IT hingga 100%, kendati tidak disebutkan nilainya.
"Ke depan, kami akan lebih meningkatkan IT. Evaluasi juga akan dilakukan setiap hari atau 3 bulanan, sehingga jika klaim naik akan ketahuan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel