Kemenhub Pantau Perkembangan Dampak Abu Vulkanik Anak Krakatau

Bisnis.com,27 Des 2018, 11:56 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Letusan Gunung Anak Krakatau terlihat dari foto udara yang diambil dari pesawat Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mengintensifkan pemantauan perkembangan pengaruh sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Anak Krakatau terkait dengan sektor penerbangan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B. Pramesti turun langsung memeriksa fasilitas infrastruktur transportasi udara yang terdampak serta menyiapkan bandara untuk keperluan distribusi bantuan kemanusiaan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikan status Gunung Anak Krakatau menjadi Siaga.

Dia meminta jajarannya untuk secara intensif memantau operasional penerbangan yang bisa terdampak akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Terlebih, aktifitas penerbangan saat ini sedang tinggi karena bertepatan dengan masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru.

“Saya minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari PVMBG, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), maupun dari sumber lainnya. Airnav Indonesia diminta agar mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada maskapai dan bandara," ujar Polana dalam keterangan resmi, Kamis (27/12/2018).

Menurutnya, bertepatan dengan masa libur Natal dan Tahun Baru serta libur anak sekolah, moda transportasi udara banyak diminati oleh masyarakat. Otoritas bandara, unit penyelenggara bandar udara, dan semua stakeholder penerbangan diminta untuk terus melakukan koordinasi dan selalu siaga jika terjadi hal-hal yang mengganggu aktivitas penerbangan.

Dalam hal koordinasi dan komunikasi penanganan abu vulkanik, Dirjen Perhubungan Udara melalui Direktorat Navigasi Penerbangan telah membangun sistem informasi bagi para stakeholder yakni Integrated Webbased aeronautical Information System Handling (I-WISH).

Dalam sistem ini, stakeholder terkait menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan Collaborative Decision Making (CDM).

Berdasarkan informasi BMKG, per Rabu (26/12) pukul 19.00 WIB, sebaran debu vulkanik mengarah ke Barat Daya-Barat dengan ketinggian mencapai lebih dari 10 kilometer (km).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini