Bisnis.com, JAKARTA -- Penyaluran kebutuhan uang tunai dan kegiatan transaksi sistem pembayaran menjelang Natal dan akhir tahun 2018 telah mencapai 81% dari total kebutuhan yang diperkirakan, yang sebesar Rp111 triliun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan penyaluran kebutuhan uang untuk Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 telah mencapai Rp90 triliun.
"Ketersediaan uang itu terpenuhi secara baik dan lancar di pusat dan pemantauan di seluruh wilayah RI dan dari 46 kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia," ungkapnya, Jumat (28/12/2018).
Untuk mengantisipasi kebutuhan uang, BI telah menempuh empat strategi dalam melayani kebutuhan uang tunai. Pertama, menjaga ketersediaan kas secara nasional.
Kedua, melakukan distribusi uang kepada seluruh satuan kerja (satker) kas dan melakukan kegiatan layanan kas di seluruh wilayah satker kas. Ketiga, mengoptimalkan pengolahan uang di seluruh satker kas dalam rangka meningkatkan persediaan uang.
Keempat, mengoptimalkan peran kas titipan untuk melakukan distribusi uang dan peran kas keliling untuk melakukan penukaran.
BI juga terus mengoptimalkan sistem pembayaran non tunai, yang diselenggarakan melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Dari dapur moneternya, BI juga telah memulai lelang sukuk dalam sepekan terakhir. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemenuhan likuiditas perbankan di dalam negeri jelang akhir tahun.
Hasil lelang sukuk tenor sepekan mencapai Rp1,2 triliun dan sukuk tenor dua pekan sebesar Rp2,8 triliun.
"Ke depannya, kami akan membuka tenor lebih panjang," ungkap Perry.
Ke depannya, instrumen repo syariah akan secara perlahan digantikan dengan instrumen sukuk BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel