Rasisme di Sepakbola, Italia Diyakini Bisa Lebih Baik

Bisnis.com,29 Des 2018, 00:42 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Gelandang Inter Milan Matias Vecino/Reuters-Alberto Lingria

Bisnis.com, JAKARTA – Rasisme dinilai masih menjadi salah satu problem sosial di sepakbola Italia.

Kendati begitu, Italia dinilai bisa merubah kebiasaan buruk tersebut dengan edukasi dan tindakan tegas terhadap pelakunya.

Pada tengah pekan ini, kasus rasisme di sepakbola Italia kembali mengemuka lantaran pelecehan rasial yang diterima pemain belakang Napoli, Kalidou Koulibaly, kala bertanding di kandang Inter Milan.

Alhasil, Inter dihukum dengan memainkan dua pertandingan di kandang mereka, San Siro secara tertutup atau tanpa penonton.

Pelatih Chelsea Maurizio Sarri, yang pada musim sebelumnya menangani Napoli, pun angkat bicara terkait insiden tersebut.

“Saya sangat menyesal untuk Kalidou, karena dia pria yang luar biasa. Saya benar-benar minta maaf kepadanya,” ujarnya, seperti dikutip Football Italia, Jumat (28/12/2018).

Sarri mengakui pelecehan rasial itu memang masih terjadi di dalam sepakbola Italia.

Dia menceritakan bahwa ketika melatih Napoli tindakan tidak terpuji itu masih terjadi sehingga pertandingan pun dihentikan.

Salah satunya, jelas dia, terjadi saat Napoli bertandang ke kandang Lazio. Pertandingan lainnya adalah ketika Napoli dijamu Sampdoria.

Meskipun begitu, dia meyakini perubahan bisa dilakukan di Italia. “Saya pikir di Italia, kami bisa berbuat lebih banyak untuk masalah ini.”

Pelatih Torino Walter Mazzarri juga mengakui bahwa rasisme masih menjadi masalah sosial di Italia. Sanksi tegas, jelasnya, perlu dikenakan pada tindakan tersebut.

Namun, alih-alih menghukum seluruh penonton, dia menilai sanksi tegas justru harus dikenakan kepada para pelaku saja.

“Anda tidak dapat menghukum seluruh stadion karena beberapa orang. Ada juga aspek ekonomi, karena mungkin beberapa orang pergi ke stadion untuk melampiaskan karena masalah yang mereka miliki,” jelasnya.

Di Inggris, kata Mazzarri, jika seseorang berani mengeluarkan umpatan rasis, maka para petugas akan mengusirnya dari stadion. Pertama-tama pertandingan akan dihentikan.

Dengan begitu, para petugas bisa menindak para pelaku tersebut dan membawanya kepada pihak berwajib.

“Orang-orang yang melakukan hal-hal ini tidak boleh lagi diizinkan memasuki stadion.”

Di samping itu, Mazzari mengingatkan pentingnya edukasi dini tentang toleransi. Lembaga pendidikan dinilai punya tanggung jawab besar untuk mengajarkan pentingnya toleransi.

“Kita harus benar-benar keras tentang rasisme. Ini masalah sosial, kita harus mulai dari sekolah dasar, dengan guru yang harus menangguhkan anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda intoleransi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini