Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang 2018, tiga bencana alam besar terjadi di Indonesia yakni gempa di Lombok, gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, serta tsunami di Selat Sunda.
Jika dibandingkan dengan di Lombok dan Palu, eksposur risiko tsunami di Selat Sunda lebih besar.
Menurut database Maipark, total eksposur asuransi nasional yang berlokasi di Provinsi Banten dan Lampung sebesar Rp307 triliun yang terdiri dari 17.843 risiko. D
ari total eksposur itu, paling tidak ada 191 risiko senilai Rp15,9 triliun yang berlokasi di bibir pantai. Risiko yang berada di daerah pantai inilai yang kemungkinan terdampak tsunami pada Sabtu (22/12/2018) lalu.
Sementara itu, total eksposur risiko gempa di Lombok dan sekitarnya senilai Rp6,46 triliun. Total Eksposur risiko tersebar di Kota Mataram senilai Rp1,93 triliun, Kabupaten Lombok Utara senilai Rp1,36 triliun, Kabupaten Lombok Timur senilai Rp1,93 triliun.
Selanjutnya, Kabupaten Lombok Barat senilai Rp795,70 miliar, dan Kabupaten Lombok Tengah senilai Rp438,90 miliar. Adapun, klaim yang dilaporkan sebanyak 742 kasus klaim dengan nilai klaim 100% sebesar Rp574 miliar hingga 21 Desember 2018.
Lebih lanjut, total eksposur risiko gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah senilai Rp2,23 triliun. Adapun, klaim yang telah dilaporkan sebanyak 403 kasus klaim dengan nilai klaim 100% sebesar Rp715 miliar hingga 21 Desember 2018.
Direktur PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus Pritasa mengatakan, total eksposur tsunami di Selat Sunda yang lebih besar karena wilayah tersebut merupakan sentra industri dan pariwisata di Selat Sunda. Dengan demikian, wilayah tersebut banyak terdapat bangunan industri seperti pabrik dan komersial seperti hotel.
Apalagi nilai pertanggungan sebuah pabrik terhitung besar yakni dapat mencapai triliun rupiah. Hal ini berbeda dengan nilai pertanggungan rumah tinggal yang lebih kecil.
"Nilai pertanggungan pabrik itu besar, triliunan rupiah. Kalau rumah tinggal hanya ratusan juta," katanya dikutip pada Senin (31/12/2018).
Selain pabrik, di sekitar Selat Sunda juga terdapat bangunan komersial seperti hotel. Hal ini berbeda dengan di Lombok dan Palu yang lebih dominan bangunan komersial seperti hotel dan mal.
"[Nilai klaim] pasti berkembang seiring laporan klaim yang masuk dari perusahaan asuransi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel