Rupiah Menguat Tajam di Pengujung 2018, Ini Kata BI

Bisnis.com,01 Jan 2019, 20:13 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Bisnis.com, JAKARTA--Selain pengaruh sentimen global, penguatan nilai tukar rupiah sebesar 1,24% menjadi Rp14.375 per dolar AS pada penutupan perdagangan 31 Desember 2018 turut ditopang oleh upaya keras stabilisasi oleh Bank Indonesia.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengungkapkan kondisi global memang cenderung positif, tetapi masih terdapat permintaan valas dari korporasi dan retail serta perbankan untuk 'squaring position' atau mengimbangi posisi panjang dan pendek dalam perdagangan mata uang. 
"Hal ini mendorong kami untuk melakukan stabilitas melalui DNDF dan spot sehingga rupiah menguat cukup signifikan," tegas Nanang, Selasa (1/1).
Terbukti, upaya ini membawa rupiah menguat pada penutupan pasar di akhir tahun 2018. Sepanjang 2018, rupiah tercatat hanya melemah 5,7%. Nanang berharap kinerja rupiah dapat lebih baik lagi ke depannya. 
Sejumlah mata uang di pasar negara berkembang, khususnya di kawasan Asia, mengalami penguatan pada 31 Desember 2018. Hal ini dipicu oleh sentimen positif setelah kesepakatan dagang antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping yang dilakukan melalui sambungan telepon pada minggu lalu, Sabtu (29/12).
Dalam akun Twitternya, Presiden Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan antara dirinya dan Presiden Xi Jinping berjalan dengan baik. 
"Jika terealisasi, ini akan sangat komprehensif, mencakup semua subyek, area dan poin dari perselisihan ini. Progres besar telah dibuat!," ujar Trump di Twitternya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini