Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) menargetkan laba bersih dan total aset tumbuh double digit pada tahun ini. Laba bersih ditargetkan mencapai Rp3,3 triliun sepanjang tahun ini atau meningkat 22,22% dibandingkan dengan capaian 2018 sebesar Rp2,7 triliun.
Sementara itu, total aset dipatok mencapai Rp64,2 triliun atau tumbuh 20,67% dibandingkan capaian total aset sepanjang 2018 senilai Rp53,2 triliun.
Selain itu, total outstanding loan ditargetkan menjadi Rp47,7 triliun atau tumbuh 18,36% dari capaian tahun lalu senilai Rp40,3 triliun. Target pendapatan usaha mencapai Rp14,4 triliun atau tumbuh 25,21% dari kinerja tahun lalu sebesar Rp11,5 triliun.
Dari sisi jumlah nasabah, perseroan memasang target pencapaian 12,3 juta nasabah pada 2019 atau tumbuh 23% dari jumlah nasabah 2018 sebanyak 10 juta.
Di tengah tahun politik dan relatif stabilnya prediksi pertumbuhan ekonomi nasional, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso mengatakan optimistis dapat mencapai target tersebut.
Optimisme tersebut juga dipicu rampungnya kerangka kerja perseroan 2019-2023 dan selesainya transformasi internal.
"Di dalam blue print Pegadaian 2019-2023 komposisi portofolio akan berubah untuk kinerja bisnis gadai dan non gadai sebesar 84% dan 16% secara bertahap menjadi 60% dan 40%. Tanpa meninggalkan bisnis utamanya, yaitu gadai," kata Sunarso dikutip Bisnis.com, Rabu (1/2/2018).
Selain itu, lanjut Sunarso, Pegadaian juga akan melanjutkan digitalisasi sistem dan produknya agar makin cepat dan efisien. Dia mengatakan, pengalaman sepanjang 2018, secara paralel inovasi produk, layanan serta tranformasi perseroan berhasil menorehkan kinerja keuangan yang rata-rata tumbuh di atas 9%.
Sementara itu, menutup 2018 perseroan mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan, antara lain laba bersih tumbuh 9,4% year on year (yoy) menjadi Rp2,7 triliun, total aset tumbuh 9,2% menjadi Rp53,2 triliun dan outstanding loan tumbuh (yoy) 9,4% menjadi Rp40,3 triliun.
Adapun, pendapatan usaha tumbuh (yoy) 9,5% menjadi Rp11,5 triliun dan jumlah nasabah tumbuh (yoy) 9,4% menjadi 10 juta.
Sunarso menjelaskan, bisnis gadai saat ini menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah OJK membuka bisnis gadai menjadi lebih terbuka dan makin kompetitif.
"Hal ini mendorong kami melakukan banyak terobosan inovasi produk dan layanan. Namun, kami tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang makin menurunan menjadi 1,3%," ujarnya.
Oleh sebab itu, manajemen tetap optimis meski di tahun politik, karena fundamental ekonomi nasional cukup baik. Sunarso menjelaskan bahwa persero akan terus mengembangkan bisnis baru sesuai dengan potensi pasar dan pemanfaatan perkembangan teknologi, serta didukung oleh risk management. Misal, penyaluran digital micro dan consumer lending.
Pegadaian saat ini terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan terhadap nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan.
"Saya berharap Pegadaian akan terus menjadi perusahaan yang tetap berkontribusi besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional," ungkap Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel