Rumah yang terletak di ujung jalan Pasundan, desa Sabandar, kecamatan Karangtengah, kabupaten Cianjur ini terlihat sepi dari depan. Siapa yang menyangka bahwa rumah ini adalah cikal bakal dari tempat produksi produk olahan pertanian khas Cianjur yang diberi nama “Nasi Liwet Instan Pandan Wangi”. Produk ini diinisiasi oleh Mario Devys (38) dengan mendirikan Education Corps dan menjual produk tersebut.
Beras jenis Pandan Wangi adalah beras varietas asli Cianjur yang telah terdaftar sebagai produk indikasi geografis. Hal tersebut tentunya membuat pengusaha olahan produk pertanian seperti Mario Devys sumringah. Karena dengan adanya tanda produk indikasi geografis, maka secara sah beras Pandan Wangi menjadi ciri khas produk dari kabupaten Cianjur.
Sejak memulai usahanya pada Januari 2014, Mario termotivasi menjadi wirausaha dengan produk lokal Cianjur karena dirinya pernah merasa sulit mencari beras Pandan Wangi di daerah tersebut. Menurut informasi yang beredar, petani merasa kesulitan menanam beras jenis ini karena turunnya harga beras jenis ini di pasaran dan masyarakat yang lebih senang untuk membeli beras jenis lainnya. Situasi ini membuat ia tergerak untuk melestarikan beras Pandan Wangi dengan cara bergabung dalam Masyarakat Pelestari Padi Padanwangi Cianjur (MP3C).
Mario mengaku bahwa keunikan produknya terletak pada pengemasannya. Selain dikemas sebagai produk instan, produknya juga memiliki kemasan yang informatif, yaitu dengan menggunakan gunung dan informasi pariwisata Cianjur. Ia memilih untuk menggunakan kemasannya untuk menyebarkan informasi dengan harapan dapat membuat kabupaten Cianjur lebih dikenal secara nasional.
“Nasi liwet instan ini juga mengikuti tren kekinian yaitu tren ngaliwetan,yang pada dasarnya merupakan tradisi makan bersama saudara dan kawan-kawan. Saat ini nasi liwet instan beras Pandan Wangi juga sering dipesan untuk dibawa umroh dan haji,” tambahnya.
Memperluas Jaringan Usaha Melalui Citi Microentrepreneurship Awards
Produk nasi liwet instan ini dipasarkan melalui jaringan toko oleh-oleh di Bandung dan Cianjur, serta secara online melalui agen/reseller, situs web, dan pasar digital. Dari usahanya Mario mendapatkan omzet penjualan sebesar Rp 180.000.000,-/tahun. Dirinya mengakui omzet ini belum besar dan perlu ditingkatkan lagi.
Demi meninggkatkan omzetnya usahanya, pemuda yang aktif di berbagai organisasi ini salah satunya adalah keterlibatannya sebagai anggota BMT Sinergi Cedikia Indonesia, Cianjur mengantarkannya untuk mendaftar di ajang penghargaan bagi pengusaha mikro dan lembaga keuangan mikro Citi Microentrepreneurship Awards 2017-2018.
Ia mengaku ingin memperkenalkan produknya melalui pameran dan kompetisi usaha seperti Citi Microentrepreneurship Awards. Menurutnya dengan mengikuti ajang kompetisi usaha, dirinya semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas produk dan juga menambah jejaring usaha. Keinginannya ini pun akhirnya terwujud dengan memenangkan penghargaan Kategori Agriculture Citi Microentrepreneurship Awards 2017-2018.
Untuk mengetahui cerita lengkapnya dan profil pemenang Citi Microentrepreneurship Awards dapat juga dilihat di www.cmaindonesia.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel