PBNU dan Perwakilan Kedubes Arab Saudi Bahas Penguatan Hubungan Usai Insiden Cuitan

Bisnis.com,03 Jan 2019, 17:45 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Wakil Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Yahya Alqahtani dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (tengah) berbincang bersama saat pertemuan di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Iim Fathimah Timmoria

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menerima kunjungan perwakilan Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia yang baru, Yahya Hassan Alqahtani di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Alqahtani disambut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang mengungkapkan kunjungan tersebut merupakan langkah penguatan silahturami kedua pihak.

"Kunjungan Yahya Hassan Alqahtani untuk memperbarui dan mempertegas hubungan masyarakat Saudi Arabia dan Indonesia yang ke depan dan seterusnya akan selalu baik," kata Said kepada para wartawan.

Said juga sempat menyinggung gesekan yang pernah hadir di antara kedua pihak. Menurutnya hal itu adalah hal yang lumrah antarsaudara.

Ia mengapresiasi langkah baik yang ditujukan Kedutaan Besar Arab Saudi melalui kunjungan tersebut dan mengharapkan kunjungan yang lain dapat terwujud pada masa mendatang.

Selain membahas penguatan hubungan kedua pihak, Said memaparkan bahwa PBNU membahas pula pengajuan skema beasiswa pendidikan secara langsung terhadap Pemerintah Arab Saudi.

Dalam kesempatan yang sama, Yahya yang menjabat sebagai Wakil Duta Besar juga mengungkapkan Arab Saudi ingin memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat Indonesia.

"Pemerintah Arab Saudi memiliki pandangan khusus terhadap bangsa Indonesia karena banyaknya umat Muslim di negara ini. Terdapat ikatan spiritual antara Muslim Indonesia dan masyarakat di Tanah Suci," kata Dubes Yahya dalam Bahasa Arab dan diterjemahkan langsung oleh Said Aqil.

Sebagaimana diberitakan Desember lalu, PBNU sempat melayangkan protes kepada Kedutaan Besar Arab Saudi atas cuitan Duta Besar Osama bin Mohammed al Shuhaibi.

Dalam salah satu cuitan yang mengomentari aksi Reuni 212, Osama menyinggung insiden pembakaran bendera tauhid dan menyebut pelaku merupakan organisasi beraliran sesat. Padahal oknum yang dimaksud, yaitu salah satu anggota GP Ansor yang berafiliasi dengan PBNU, telah menerima hukuman sesuai aturan yang berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini