Industri Jerman Turun pada November, Risiko Resesi Mengintai

Bisnis.com,08 Jan 2019, 15:37 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Pemandangan menyeluruh jalur perakitan di mana BMW X4 dibuat di pabrik BMW di Spartanburg, South Carolina, 28 Maret 2014. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi industri Jerman secara tak terduga mengalami penurunan pada November 2018. Fakta ini menempatkan negara tersebut dalam risiko tergelincir ke dalam resesi teknis pada akhir 2018.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (8/1/2019), produksi industri Jerman turun 1,9% pada November 2018, setelah turun 0,8% pada bulan sebelumnya. Penurunan ini juga memperpanjang serangkaian data yang mengecewakan dari ekonomi terbesar di Eropa tersebut.

Penurunan produksi November didorong oleh barang-barang konsumen dan energi. Produksi barang-barang konsumen turun 4,1%, sedangkan energi turun 3,1%. Secara year-on-year, produksi industri Jerman turun 4,7%, terbesar sejak 2009.

Saat data kinerja industri biasanya volatil, sejumlah indikator telah mengisyaratkan berlanjutnya pelemahan pada kuartal keempat dan memperkuat kekhawatiran tentang ekonomi.

Sementara itu, cuaca buruk berdampak pada pengiriman pada akhir tahun lalu, ketegangan perdagangan global meredam ekspor, dan kepercayaan bisnis menyusut.

Kendati demikian, bank sentral Jerman Bundesbank telah mempertahankan prediksinya bahwa ekonomi mungkin mengalami pertumbuhan yang cukup kuat pada akhir tahun lalu.

Menurut Kementerian Ekonomi Jerman, penurunan produksi diperburuk oleh efek hari kerja ketika para pekerja mengambil cuti ekstra di sekitar hari libur umum menjelang akhir pekan, sementara para produsen mobil terus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan prosedur uji emisi baru.

“Pada nilai nominal, data produksi industri hari ini jelas telah meningkatkan risiko resesi teknis di Jerman pada paruh kedua 2018. Di sisi lain, konsumsi swasta dan publik masih memiliki potensi untuk mengimbangi kekuatan resesi,” kata Carsten Brzeski, kepala ekonom di ING Jerman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini