Tahun Ini, Kemenhub Beli Alat Bongkar Muat untuk Pelabuhan Tol Laut

Bisnis.com,08 Jan 2019, 14:39 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 35 di Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (14/10). Kapal itu termasuk dalam program Tol Laut./Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan melengkapi peralatan bongkar muat di pelabuhan perintis yang masuk trayek Tol Laut pada kuartal I tahun Ini.

Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Kemenhub M. Tohir mengatakan pelabuhan yang akan dilengkapi peralatannya saat ini masih ditentukan.

"Namun, pelabuhan-pelabuhan kecil yang membutuhkan, yang masuk trayek Tol Laut, jadi prioritas," katanya saat dihubungi, Rabu (8/1/2019).

Adapun, jenis peralatan bongkar muat yang dibutuhkan pelabuhan perintis umumnya berupa forklift. 

Tohir menjelaskan pengadaan barang sejak pengumuman tender hingga pengumuman pemenang lelang membutuhkan 40 hari. Ditambah waktu pengiriman (delivery), maka ketersediaan peralatan bongkar muat di pelabuhan perintis membutuhkan 2 bulan-3 bulan.

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut sebelumnya mengemukakan kontrak antara Kemenhub dan operator kapal tol laut akan diteken bulan ini.

Pemerintah membuka 18 trayek tol laut tahun ini yang terdiri atas 7 trayek jarak jauh (direct call) dan 11 trayek penghubung (feeder).

Pemerintah mulai tahun ini fokus membuka trayek Tol Laut dengan pola hub and spoke sebagai cara agar upaya penurunan disparitas harga lebih efektif.

Pengangkutan bahan pokok dan barang penting ke pelabuhan utama (hub) cukup mengandalkan liner-liner swasta yang menjalani trayek utama dari Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Kontainer nantinya diturunkan di pelabuhan hub, untuk kemudian disambung dengan feeder. 

Namun, prasarana, seperti peralatan bongkar muat di pelabuhan di lokasi terjauh, terpencil, tertinggal, dan perbatasan (TP3), masih belum memadai. Padahal, keberadaan peralatan bongkar muat juga penting untuk mengantisipasi muatan balik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini