EVALUASI GSP: Angin Segar untuk Industri TPT Indonesia

Bisnis.com,09 Jan 2019, 20:33 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Pekerja mengawasi mesin bordir komputer di rumah produksi bordir di Jakarta, Senin (15/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) asal Indonesia berpeluang mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun ini. Pasalnya TPT RI mendapatkan dukungan dari importir AS untuk terus menikmati fasilitas penurunan bea masuk dalam kerangka generalized system of preferences (GSP).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, dengan adanya dukungan tersebut, maka akan membuka jalan yang lebar bagi ekspor TPT ke Paman Sam. Menurutnya, kehadiran fasilitas GSP telah  membantu TPT Indonesia bersaing dengan produsen lain seperti China dan Vietnam.

“Dukungan ini penting. Apalagi pemerintah Indonesia sudah menjalin komitmen dengan AS Agustus 2018 lalu. Saat itu kita dijanjikan bahwa AS akan meningkatkan impor tekstilnya sebagai timbal balik komitmen kita menyerap kapas dari mereka,” jelasnya, Rabu (9/1/2019).

Terlebih, menurutnya, AS merupakan salah satu pangsa pasar ekspor TPT terbesar Indonesia. Berdasarkan datanya, pada tahun lalu, ekspor TPT RI menuju AS telah mencapai US$4,6 miliar. Dia pun optimistis dengan berlanjutnya pemberian fasilitas GSP, akan membuat ekspor TPT Indonesia ke AS tumbuh hingga 5%-10% pada tahun ini.

Ade juga berharap, Indonesia dapat memperdalam kerja sama dagang dengan AS dalam bentuk preferential trade agreement (PTA). Hal itu menurutnya, akan membuat ekspor RI ke AS lebih terjaga, dan tidak lagi terlalu mengandalkan fasilitas GSP yang sewaktu-waktu dapat dicabut oleh AS.

Adapun, pada 29 November 2018, Indonesia hadir dalam proses dengar pendapat dengan  United States Trade Representative (USTR) di AS terkait dengan evaluasi perlindungan hak kekayaan intelektual (HAKI). Dalam risalah proses dengar pendapat itu, salah satu perwakilan perusahaan garmen Paman Sam meminta agar produk TPT RI bisa mendapatkan kembali fasilitas GSP.

Executive Vice President American Apparel and Footwear Association Steve Lamar  mengatakan, dengan dicabutnya fasilitas GSP kepada produk TPT Indonesia, akan membuat impor TPT dari negara lain melonjak. Dia menyebutkan, salah satunya kenaikan impor produk TPT asal China.

“Produk TPT dari negara selain Indonesia, belum memenuhi kualitas yang setara dengan yang diproduksi oleh Indonesia. Untuk itu kami berharap produk TPT Indonesia dapat kembali mendapatkan fasilitas GSP,” ujarnya seperti dikutip dari laman USTR, Rabu (9/1).

Dia khawatir, ekspor China ke AS akan meningkat kembali karena GSP untuk produk tekstil Indonesia di cabut. Pasalnya, sepanjang 2018 impor produk asal China mengalami penurunan menjadi 19% dari 53% pada 2017. Dia pun mengklaim, China lebih melakukan pelanggaran hak kekayaan intelektual dibandingkan Indonesia.

Adapun dalam sesi dengar pendapat di USTR tersebut, Indonesia disebtukan memiliki sejumlah masalah dalam upayanya melindungi HAKI. Persoalan itu a.l. meliputi paten, ketentuan mengenai desain produk, mekanisme pengaduan pelanggaran HAKI, perlindungan terhadap pembajakan  hak cipta pada produk piranti lunak dan keras, pembatasan kuota film asing, anggaran perlindungan HAKI dan mekanisme perlindungan pedagangan di perbatasan.

Atase Perdagangan Indonesia untuk AS Reza Pahlevi Chairul yang menghadiri sesi dengar pendapat tersebut mengatakan, Indonesia telah melakukan sejumlah upaya perkuatan perlindungan terhadap HAKI. Dia mengaku perbaikan di sektor HAKI telah dilakukan pemerintah dalam sepuluh tahun terakhir.

Untuk itu dia berharap, AS mempertimbangkan sejumlah upaya Indonesia tersebut sebagai salah satu pendukung agar Indonesia mendapatkan kembali fasilitas GSP. Adapun, gugatan pemerintah AS melalui USTR mengenai rendahnya perlindungan HAKI di Indonesia telah dilaksanakan sejak 2013. Sejak itu proses peninjauan terus dilakukan hingga saat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini