Bisnis.com, JAKARTA – Emas bergerak stabil mendekati US$1.300 per troy ounce setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve pada Desember pembuat kebijakan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terkait kenaikan suku bunga dalam waktu dekat sehingga melemahkan dolar Amerika Serikat (AS).
Australia & New Zealand Banking Group mengatakan dalam laporannya bahwa logam mulia tersebut telah naik kuat karena risalah The Fed yang menunjukkan nada yang lebih dovish dibandingkan dengan pertemuan lainnya.
“Jika digabungkan dengan telah meredanya ketegangan perang dagang AS dan China, serta dolar AS yang melemah, sehingga semakin memberikan sentimen dan mendorong investor untuk beralih pada investasi di sektor berharga,” tulis Australia & New Zealand Banking Group, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di bursa spot pada perdagangan hari ini, Kamis (10/1/2019) pukul 19.37 WIB berada pada level US$1.293,39 per troy ounce menurun tipis 0,01% atau turun 0,17 poin.
Sementara harga emas di bursa Comex bergerak di zona hijau naik 0,16% atau 2,1 poin menjadi US$1.294 per troy ounce.
Adapun, Pemerintahan AS tengah mendorong dan memastikan China tetap berkomitmen pada kesepakatan yang telah diputuskan bersama terkait perang dagang.
Selama ini, perang dagang telah membuat beberapa harga komoditas berjalan di tengah jalan yang terjal dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel